Pengembangan Model Ethno-Flipped Classroom dalam Meningkatkan Kemampuan Informal Statistical Reasoning dan Self-Regulated Learning Siswa Sekolah Menengah Atas

Model pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang penting dalam kesuksesan proses pembelajaran. Model pembelajaran yang diterapkan saat ini belum tervalidasi dengan baik, dan belum menerapkan pembelajaran bermakna dan memfasilitasi fleksibilitas dalam proses pembelajaran Integrasi konteks ethnomathematics menjadi penting dalam menerapkan pembelajaran bermakna, dan fleksibilitas dapat diperoleh dengan menggunakan model flipped classroom yang menawarkan dua fase pembelajaran. Konteks ethnomathematics yang tidak hanya artefak, namun juga mentifak memberikan kontribusi penting dalam menghadirkan pengalaman belajar yang kontekstual dan dekat dengan budaya serta tradisi siswa. Fatalifusö merupakan konteks mentifak yang dekat dengan budaya dan tradisi siswa khususnya di daerah Nias Pesisir yang dapat digunakan dalam konteks ethnomathematics. Integrasi fatalifusö sebagai bagian dari ethnomathematics dan fleksibilitas yang terfasilitasi oleh model flipped classroom memberikan kemudahan bagi siswa dalam meningkatkan kemampuan informal statistical reasoning dan self-regulated learning. Kedua kemampuan tersebut menjadi fokus penting dalam meningkatkan level kemampuan penalaran siswa yang rendah, khususnya yang berkaitan dengan statistika informal. Merujuk pada pentingnya kontribusi konteks ethnomathematics dan model flipped classroom dalam pembelajaran matematika yang bermakna, maka perlu dilakukan pengembangan model baru yang dinamakan model ethno-flipped classroom. Model ethno-flipped classroom merupakan model yang mengintegrasikan konteks ethnomathematics (baik artefak maupun mentifak budaya) dengan konsep fleksibilitas pada model flipped classroom. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengembangkan model ethno-flipped classroom yang valid, praktis, dan efektif untuk meningkatkan kemampuan informal statistical reasoning dan self-regulated learning siswa; (b) untuk mengeksplorasi perubahan kemampuan informal statistical reasoning dan self-regulated learning sebelum dan setelah diberi intervensi model ethno-flipped classroom pada level individu siswa dan individu item tes; dan (c) untuk menganalisis peningkatan kemampuan informal statistical reasoning dan self-regulated learning siswa setelah memperoleh pembelajaran model ethno-flipped classroom. Pengembangan model ethno-flipped classroom menggunakan metode development study dengan model plomp. Hasil penelitian menujukkan bahwa seluruh komponen model ethno-flipped classroom dinyatakan valid baik secara konten maupun konstruk. Model ethno-flipped classroom juga dinyatakan praktis berdasarkan kriteria keterlaksanaan model yang memperoleh kategori “Baik”. Model ethno-flipped classroom memenuhi empat kriteria keefektifan; (1) ketercapaian tujuan instruksional 87%; (2) kemampuan guru mengelola pembelajaran kategori “Baik”; (3) partisipasi waktu ideal aktivitas siswa; dan (4) respon positif siswa 95%. Temuan lainnya adalah terdapat perubahan positif pada kemampuan informal statistical reasoning dan self-regulated learning ditinjau dari level individu siswa dan level item tes/angket. Temuan diperkuat dengan hasil uji hipotesis dimana terdapat peningkatan yang signifikan kemampuan informal statistical reasoning dan self-regulated learning siswa setelah diperoleh intervensi model ethno-flipped classroom. Implikasi penelitin ini berupa model ethno-flipped classroom yang dapat meningkatkan kemampuan informal statistical reasoning dan self-regulated learning berdasarkan level kompetensi siswa. Berdasarkan hasil temuan tersebut, maka model ethno-flipped classroom direkomendasikan untuk diterapkan lebih luas dan diintegrasikan pada pembelajaran diferensiasi untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka.