Pengembangan Model Manajemen Pelatihan Berbasis Keterampilan 4C (Critical Thinking, Creativity, Communication, Collaboration) Sebagai Upaya Peningkatan Kompetensi Guru Pendidikan Vokasi

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan model manajemen pelatihan berbasis keterampilan 4C untuk guru SMK Swasta Madani Marindal Medan; (2) mengetahui efektivitas manajemen pelatihan berbasis keterampilan 4C dalam meningkatkan kompetensi guru pendidikan kejuruan. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan studi kasus terhadap sejumlah guru pendidikan kejuruan yang mengikuti pelatihan berbasis keterampilan 4C. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi kelas, lembar pengamatan, angket serta dokumentasi. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 15 orang guru. Produk model pelatihan yang dikembangkan telah divalidasi oleh ahli vokasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model manajemen pelatihan berbasis keterampilan 4C divalidasi oleh ahli materi dengan aspek penilaian kelayakan isi (88,25%), penyajian (87,52%), bahasa (90,25%), kontekstual (86,45%) dengan total rata-rata sebesar 88,11% dan termasuk dalam kategori valid. Selain itu, dari hasil analisis diperoleh bahwa nilai keefektifan dari Deviation from Linearity Sig. adalah 0,251 lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa antara data pretest dan posttest keterampilan sosial guru dengan menggunakan Model Manajemen Pelatihan Berbasis 4C (Critical Thinking, Creativity, Communication, Collaboration) memiliki hubungan linier secara signifikan artinya bahwa produk model manajemen pelatihan berbasis 4C efektif untuk meningkatkan kompetensi sosial guru di SMK Swasta Madani Marindal. Pelatihan ini memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya keterampilan 4C dalam konteks pendidikan vokasi. Guru dilibatkan dalam kegiatan yang melibatkan praktik langsung, diskusi, dan refleksi. Pelatihan juga memberikan dukungan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengembangkan keterampilan 4C. Dampak dari pelatihan ini terlihat pada peningkatan
keterampilan guru dalam menyampaikan materi dengan jelas dan efektif serta menerapkan pendekatan inovatif dalam pembelajaran. Guru juga menunjukkan peningkatan dalam kemampuannya menganalisis situasi pembelajaran, membuat keputusan yang tepat, dan memecahkan masalah secara kreatif. Kesimpulannya bahwa model manajemen pelatihan berbasis keterampilan 4C dapat menjadi strategi yang efektif dalam meningkatkan kompetensi guru pendidikan vokasi seperti keterampilan sosial guru. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya mengembangkan program pelatihan yang komprehensif dan berkelanjutan untuk mendukung pengembangan kompetensi guru pendidikan kejuruan.%.