Hubungan Aktivitas Fisik dan Konsumsi Serat dengan Kadar Gula Dara Sewaktu pada Lansia di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Naga Kesiangan Kabupaten Serdang Bedagai

Penyakit degeneratif menjadi ancaman yang menakutkan bagi lansia, salah satunya Diabetes Melitus (DM). Diabetes Melitus dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, aktifitas fisik dan konsumsi serat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dan konsumsi serat dengan kadar gula darah sewaktu pada lansia di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Naga Kesiangan Kabupaten Serdang
Bedagai. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dalam bentuk survey-analitik dengan pendekatan potong lintang (cross sectional). Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia berusia 60-74 tahun yang ada di wilayah kerja Puskesmas Naga Kesiangan sebanyak 1.948 orang. Jumlah sampel ditentukan dengan rumus Lemeshow sebanyak 78 orang ditambah dengan sampel drop out (DO) 10% menjadi 86 orang. Cara pengambilan sampel dengan cara purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Instrument penelitian menggunakan lembar kuesioner yang dianalisa secara univariat dalam bentuk distribusi frekuensi, secara bivariat dengan menggunakan uji korelasi pearson dan Analisa multivariat dengan regresi linier berganda. Hasil penelitian Analisa univariat menunjukkan bahwa mayoritas responden melakukan aktivitas fisik yang cukup sebanyak 51 orang (59,3%), mendapatkan asupan serat yang rendah sebanyak 77 orang (89,5%) dan memiliki kadar gula darah saat ini yang tinggi yaitu ≥200 mg/dl sebanyak 63 orang (73,3%). Analisa bivariat menunjukkan bahwa didapatkan nilai Signifikan (0,000) untuk variabel aktivitas fisik dan asupan serat. Sedangkan Analisa multivariat diperoleh persamaan Y = 472,836 + (-8,109X1) + (-0,122X2), nilai F 16,361 dan Adjusted R Square 0,265. Kesimpulannya adalah ada hubungan aktivitas fisik dan konsumsi serat dengan kadar gula darah sewaktu pada lansia dengan p-value = 0,000. Variabel
yang paling dominan adalah asupan serat dengan p-value = 0,000 dan koefisien beta 0,395. Untuk itu diharapakan kepada lansia untuk dapat menerapkan gizi seimbang dengan panduan piring makan yaitu ½ dari piring makan terdiri dari sayuran dan buah buahan, ¼ dari piring makan sumber protein, ¼ dari piring makan sumber karbohidrat. Aktif melakukan kontrol kadar glukosa darah setiap bulannya serta rajin melakukan
aktivitas fisik setiap hari