Fenomena Penjualan Pakaian Secara Bekas Secara Live Streaming Melalui Grup Facebook di Lubuk Pakam

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan alasan pedagang berjualan melalui live streaming, mendeskripsikan dan menganalisis proses dan kendala berjualan live streaming, mendeskripsikan persepsi dan kepercayaan konsumen terhadap penjualan live streaming. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data melalui tahap reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teori yang digunakan dalam penelitain ini adalah teori fenomenologi yang dipopulerkan oleh Edmund Husserl. Informan dalam penelitian ini sebanyak 5 orang dengan pembagian 3 orang pedagang, 1 orang admin, dan 1 orang pembeli. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa alasan pedagang menjual pakaian bekas melalui live streaming yaitu lebih mempermudah pedagang karena dapat berjualan dirumah tanpa perlu menyewa toko, dapat merawat anak serta mengurus rumah tangga karena berjualan live streaming dapat dilakukan kapan saja. Proses dan kendala berjualan live streaming yaitu masuk dalam sebuah grup, mematuhi syarat yang ditetapkan, membutuhkan alat-alat seperti (tripod, lighting, microphone, hanger dan mannequin), melakukan penyortiran, melakukan live streaming dengan menunjukkan atau “menjembrengi” pakaian dan menyebutkan “clue”, perekapan, transaksi, dan pengiriman. Terdapat beberapa kendala yang sering dialami, seperti konsumen yang PHP (Pemberian Harapan Palsu), transfer palsu, jaringan, cuaca dan listrik. Namun, bagi pembeli, penjual pakaian bekas melalui live streaming ini sangat mempermudah karena dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, walaupun terdapat beberapa kendala seperti jaringan, penipuan, dan sistem pembayaran.