Hubungan Frekuensi Konsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food) Dan Aktivitas Fisik Dengan Status Gizi Pada Remaja Di SMPN 7 Medan

Status gizi adalah keadaan akibat keseimbangan antara asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi untuk metabolisme tubuh. Setiap orang memerlukan asupan zat gizi berbeda, yang bervariasi berdasarkan usia, jenis kelamin, aktivitas fisik harian, berat badan, dan faktor lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan frekuensi konsumsi makanan cepat saji (fast food) dan aktivitas fisik dengan status gizi pada remaja di SMPN 7 Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada remaja di SMP N 7 Medan pada bulan Juli hingga Agustus 2024. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan metode cluster sampling. Besar sampel pada penelitian ini sebanyak 95 responden. Teknik pegumpulan data frekuensi konsumsi makanan cepat saji (fast
food) menggunakan kuesioner FFQ. Data aktivitas fisik diperoleh mengunakan kuesioner record 2 x 24 jam Physical Activity Level (PAL). Data status gizi diperoleh berdasarkan pengukuran tinggi badan dan berat badan secara langsung.
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yakni uji rank spearman, dan uji regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara frekunsi konsumsi makanan cepat saji (fast food) dengan status gizi, dengan nilai koefisien korelasi r= 0,350 dan p-value= 0,001. Aktivitas fisik dengan status gizi juga memiliki hubungan yang signifikan dengan nilai koefisien korelasi r= -0,340 dengan p-value= 0,001. Hasil uji regresi linier berganda
menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara frekuensi konsumsi makanan cepat saji (fast food) dan aktivitas fisik dengan status gizi dengan persamaan Y = 3,211 + 510X1- 1.220 X2 dan nilai adjust r square 0,156.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa frekuensi konsumsi makanan cepat saji (fast food) dan aktivitas fisik berhubungan dengan status gizi pada remaja di SMPN 7 Medan.