Hubungan Asupan Protein Dan Aktivitas Fisik Dengan Kekuatan Otot Pada Atlet Bela Diri Sumatera Utara

Kekuatan otot merupakan salah satu komponen kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan (health related fitness). Kekuatan otot merupakan komponen penting bagi atlet penggiat cabang olahraga bela diri. Protein merupakan salah satu
asupan yang dapat mempengaruhi kekuatan atlet seseorang. Selain protein aktivitas fisik juga salah satu faktor yang berhubungan dengan kekuatan otot. Berdasarkan observasi pada atlet bela diri cabang olahraga judo, karate, dan pencak silat di PPLP Sumatera Utara ditemukan 7 dari 17 atlet memiliki kekuatan otot yang kurang sekali. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan asupan protein dan
aktivitas fisik dengan kekuatan otot atlet bela diri cabang olahraga judo, karate, dan pencak silat. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu cross sectional.
Penelitian dilaksanakan di PPLP Sumatera Utara. Teknik sampling menggunakan total sampling sebanyak 33 orang dari seluruh cabang olahraga judo, karate, dan pencak silat. Data yang diukur adalah asupan protein dengan menggunakan form
food recall 2x24 jam. Aktivitas fisik diukur menggunakan PAL 1x 24 jam. Kekuatan otot diukur dengan push up test selama 1 menit. Analisis bivariat menggunakan uji korelasi pearson. Analisis multivariat menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa asupan protein pada atlet bela diri judo, karate, dan pencak silat yaitu kurang. Aktivitas fisik atlet judo, karate, dan pencak silat yaitu berat. Kekuatan otot mayoritas atlet judo, karate, dan pencak silat yaitu sedang. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan antara asupan
protein dengan kekuatan otot (p=0,066) dan ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kekuatan otot (p=0,000). Analisis regresi linear berganda menunjukkan tidak terdapat hubungan antara protein dengan kekuatan otot (p=0,229 dan terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kekuatan otot (p=0,002).