KOREOGRAFI MANOGU BERBASIS FOLKLOR TUNGKOT TUNGGAL PANALUAN PADA MASYARAKAT BATAK TOBA

Tujuan dari penelitian ini menciptakan sebuah bentuk koreografi dengan garapan
baru yang berjudul Manogu yang berlandaskan dari Folklor Tungkot Tunggal
Panaluan yang ada pada suku Batak Toba. Pada penelitian menggunakan Teori
Folklor, Teori Koreografi, dan Teori Interpretasi. Penelitian ini menggunakan
metode kualtitatif dimana proses pendekatan yang lebih menekankan pada aspek
pemahaman yang meliputi Koreografi Manogu ini menggunakan metode
penciptaan dari Alma Hawkins yaitu eksplorasi, improvisasi, dan pembentukan.
Hasil atau capaian dalam penelitian ini berupa koreografi Manogu yang
dipertunjukan di pelataran parkir Fakultas Bahasa dan Seni Unimed. Koreografi
Manogu bertemakan tentang cinta terlarang, oleh karena makna dari cinta itu
bukan hanya tentang biologis melainkan sebuah bentuk kasih sayang dan oleh
karena sebuah bentuk kasih sayang membuat datu akhirnya menolong sebuah
peristiwa yang salah yaitu menyelamatkan saudara kembar yang melakukan
hubungan cinta terlarang dan perbuatan datu itu adalah perbuatan yang bersalah.
Bentuk koreografi Manogu adalah menggabungkan sebuah garapan dari tari, drama,
dan sebuah lantunan Andung-andung yang akan disajikan pada bagian awal
pertunjukan dan beberapa bagian drama di akhir pertunjukan. Gerak yang ada
pada koreografi Manogu adalah gerak yang berdasarkan pada eksplorasi gerak
dan juga dipadu oleh beberapa motif gerak batak, serta beberapa pengembangan
motif gerak lain seperti gerak kegelisahan dan kecemasan serta beberapa lirik
yang memakai bahasa Batak Toba yang memiliki makna tentang kekecewaan
orang tua terhadap anaknya karena melakukan hubungan terlarang, musik yang
ada pada koroegrafi Manogu memakai alat musik tradisional Batak seperti
gondang, sarune, sulim. Setting yang ada pada koreografi Manogu berupa kain
putih, rumput-rumput kering, ranting besar, perancah bangunan kemudian lighting
dalam pertunjukan koreografi Manogu meliputi pencahayaan berwarna merah,
yang menggambarkan kekecewaan dan kegelisahan dan lampu kuning yang
menggambarkan adegan kebahagiaan serta beberapa lampu fokus untuk menggam
barkan beberapa penari yang sedang fokus dalam beberapa adegan sekaligus
mengiringi penari dalam mengakhiri pertunjukan. Properti yang ada pada
koreografi Manogu meliputi dua buah kendi yang akan digunakan dukun, bakul
yang digunakan warga serta tongkat yang dipakai dukun untuk meminta petunjuk
kepada Opung Mula Jadi Nabolon