Tradisi Lisan Dideng-Dideng Pada Masyarakat Batak Toba Di Desa Rahut Bosi Onan Kecamatan Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara

Tradisi lisan Dideng-dideng adalah salah satu kebudayaan etnis Batak Toba yang keberadaannya sudah mulai dilupakan oleh masyarakat Batak Toba terutama dikalangan anak muda. Oleh sebab itu tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui bentuk, fungsi, dan makna tradisi lisan dideng-dideng pada masyarakat Batak Toba Di Desa Rahut Bosi Onan Kecamatan Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori bentuk, teori fungsi, dan teori makna. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara mengamati (observasi), dengan melakukan tanya jawab (wawancara), dan dengan mengambil foto, merekan suara, maupun video (dokumentasi) dari hasil wawancara di lapangan. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa bentuk dari tradisi lisan Dideng-dideng yaitu opung, among/bapa, inong/omak, saudara (akkang, abang, dan ito). Dalam fungsi tradisi lisan Dideng-dideng terdapat fungsi kenikmatan estetika, fungsi komunikasi, fungsi hiburan, dan fungsi respon fisik. Dalam makna tradisi lisan Dideng-dideng terdapat makna kasih sayang orangtua, harapan,dan pembentukan karakter anak. Kasih sayang yang dimaksud ialah kasih sayang yang diberikan mulai si anak masih bayi sampai si anak besar, orang tua terutama seorang ibu akan man Dideng (menimang), menggendong, dan melantunkan lagu sebagai ungkapan perasaan tulus dari hati seorang ibu. Tradisi lisan Dideng-dideng merupakan ungkapan perasaan kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya melalui nyanyian