PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MEDIA ANIMASI TERHADAP KEMAMPUAN HOTS SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA DI SMP CERDAS MURNI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa melalui model pembelajaran discovery learning berbantuan video animasi pada materi sistem pencernaan pada manusia memenuhi kriteria tinggi dan aspek berpikir kritis apakah yang terkembangkan melalui model pembelajaran discovery learning berbantuan video animasi pada materi sistem pencernaan manusia. Jenis penelitian ini penelitian kuantitatif menggunakan metode penelitian eksperimen. Sampel dalam penelitian ini dipilih siswa kelas VIII-1 dan VIII-2 dengan jumlah siswa masing – masing kelas sebanyak 30 orang siswa sehingga total sampel adalah 60 orang siswa dipilih secara random sampling. Instrumen yang digunakan berupa tes kemampuan berpikir kritis yang telah divalidasi dalam bentuk esai berjumlah 10 soal dengan memenuhi syarat validasi isi yaitu 0,378 sampai 0,678 dan memenuhi syarat reliabilitas sebesar 0,684. Dari hasil penelitian diperoleh data bersifat homogen. Pada uji normalitas data normalitas pretest dan posttest berdistribusi normal. Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis pretest diperoleh sebesar 0,323 sedangkan uji hipotesis posttest diperoleh sebesar 0,000 sehingga disimpulkan Terdapat pengaruh model discovery learning berbantuan media animasi terhadap kemampuan HOTS siswa kelas 8 pada materi sistem pencernaan manusia di SMP Cerdas Murni. Pada pengujian gain ternormalisasi diperoleh n-gain sebesar 0,73 (73%) pada kelas eksperimen dan sebesar 0,59 (59%) sehingga disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa melalui penerapan model discovery learning berbantuan video animasi memenuhi kriteria tinggi pada kelas eksperimen dan kategori sedang pada kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa untuk aspek memberikan penjelasan sederhana sebesar 75%, aspek membangun keterampilan dasar sebesar 70%, aspek menyimpulkan sebesar 73%, aspek memberikan penjelasan lebih lanjut sebesar 75%, dan aspek mengatur strategi dan taktik sebesar 66%. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diketahui terdapat 2 aspek yang memiliki persentase dengan nilai tertinggi yaitu aspek memberikan penjelasan sederhana sebesar 75% dan aspek memberikan penjelasan lebih lanjut sebesar 75%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aspek berpikir kritis yang terkembangkan adalah aspek memberikan penjelasan sederhana dan memberikan penjelasan lebih lanjut.