STUDI KOMPARATIF BENTUK PENYAJIAN TARI SEUDATI DI SANGGAR NEK LEUEN KOTA LANGSA DENGAN SANGGAR LIKOK MEUGEUNTA IDI RAYEUK ACEH TIMUR

Penelitian ini mendeskripsikan persamaan dan perbedaan bentuk penyajian tari
Seudati. Teori yang digunakan adalah teori yang terkait dengan studi komparatif
dari Sudijono, A. (2010:274) yang menjelaskan komparatif merupakan penelitian
yang mencari kebenaran tentang suatu aspek diantaranya mengenai orang, benda,
kelompok, prosedur kerja dan lain sebagainya dengan mengkaji persamaan dan
perbedaan pada dua atau lebih objek yang diteliti. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif yang meliputi menganalisis, menggambarkan situasi
dari berbagai data yang dikumpulkan berupa wawancara atau pengamatan
langsung. Populasi adalah Sanggar tari Nek Leuen Kota Langsa dan Sanggar tari
Likok Meugeunta Idi Rayeuek Aceh Timur, dan sampel adalah masing-masing
satu orang narasumber (ketua sanggar) dari Sanggar Nek Leun dan Likok
Meugeunta yang sangat memahami tari Seudati yang akan dikaji oleh penulis.
Hasil penelitian yaitu dilihat dari Letak persamaan dari kedua sanggar terdapat
pada gerak di babak satu (Salem Syahi), dua (Salem Rakan), lima (Saman), tujuh
(Cahi Panyang), dan delapan (Dilani). Kemudian Syair pada babak satu (Salem
Syahi) dan dua (Salem Rakan). Pada pola lantai memiliki persamaan pada babak
satu (Salem Syahi), dua (Salem Rakan), lima (Saman), dan delapan (Dilani). Jika
dilihat pada busana pada umumnya secara keseluruhan sama seperti bentuk dan
warna tengkuluk, warna songket, dan celana putih polos. Kedua sanggar ini juga
memiliki persamaan pada tata rias dan pentas yang digunakan pada saat
pertunjukkan. Letak perbedaan pada kedua sanggar terdapat pada gerak di babak
tiga (Bak Saman), empat (Likok), dan enam (Kisah). Selanjutnya pada syair di
babak tiga sampai delapan yaitu babak (Bak Saman, Likok, Saman, Kisah, Cahi
Panyang, dan Dilani). Pada pola lantai memiliki perbedaan pada babak tiga (Bak
Saman), empat (Likok), enam (Kisah), dan tujuh (Cahi Panyang). Pada busana
Seudati terdapat perbedaan pada baju yang digunakan Syekh dan pada penutup
rencong yang digunakan sebagai pelengkap busana tari.