PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Research and Development (R&D) yaitu mengembangkan bahan ajar kimia berbasis masalah pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit. Bertujuan untuk mengetahui standar kelayakan bahan ajar kimia sesuai dengan kriteria kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikan serta melihat respon siswa terhadap bahan ajar yang dikembangkan. Tahapan yang dilalui dalam penelitian dimulai dari analisis silabus dengan kurikulum 13 revisi, analisis buku, perancangan dan pengembangan bahan ajar, validasi bahan ajar ahli, dan respon siswa terhadap bahan ajar hasil pengembangan sehingga tersusun bahan ajar berbasis masalah pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit yang layak dan sesuai dengan kriteria BSNP. Berdasarkan hasil validasi terhadap bahan ajar dengan menggunakan angket BSNP yang telah dimodifikasi, dalam angket ini aspek yang dinilai meliputi aspek kelayakan isi, aspek kelayakan bahasa, aspek kelayakan penyajian, dan aspek kelayakan kegrafikan. Berdasarkan hasil standarisasi modul berbasis masalah pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit oleh dosen kimia Unimed dan Guru Kimia, secara keseluruhan rata-rata kelayakan isi memperoleh hasil 3,48 dengan kriteria valid dan tidak perlu revisi, untuk kelayakan bahasa memperoleh hasil 3,59 dengan kriteria valid dan tidak perlu revisi, untuk kelayakan penyajian mempe
roleh hasil 3,73 dengan kriteria valid dan tidak perlu revisi, dan untuk kelayakan kegrafikan memperoleh hasil 3,60 dengan kriteria valid dan tidak perlu revisi. Hal ini berarti hasil rata-rata sebesar 3,60, Modul berbasis Masalah pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit valid dan tidak perlu direvisi.Setelah bahan ajar valid maka disarankan untuk melakukan penilaian kepada siswa dengan tujuan untuk melihat persentasi tingkat kepuasan siswa terhadap bahan ajar berbasis masalah yang dikembangkan berdasarkan aspek tampilan, aspek materi, dan aspek manfaat. Diperoleh hasil dari 30 orang responden yaitu aspek tampilan sebesar 92,67 %, aspek materi sebesar 90,5 %, dan aspek manfaat sebesar 88,17 %. Sehingga rata-rata persentasi tingkat kepuasaan siswa terhadap bahan ajar berbasis masalah yang sudah dikembangkan sebesar 90,44%. Hal ini membuktikan bahwa siswa menyukai bahan ajar berbasis masalah tersebut sehingga bahan ajar dapat digunakan dalam pembelajaran kimia serta sebagai referensi bacaan bagi siswa.