PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DI KELAS VIII MTS AL-JAM’IYATUL WASHLIYAH TEMBUNG

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui apakah terdapat peningkatan kemampuan representasi matematis siswa melalui pendekatan pembelajaran matematika realistik pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di kelas VIII MTs Al-Jam’iyatul Washliyah Tembung, (2) Mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan representasi matematis siswa melalui pendekatan pembelajaran matematika realistik pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di kelas VIII MTs Al-Jam’iyatul Washliyah Tembung. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-5 MTs Al-Jam’iyatul Washliyah Tembung, berjumlah 45 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu lembar observasi guru dan siswa, dan tes kemampuan representasi matematis siswa. Tes dilakukan sebanyak tiga kali yaitu tes awal, tes kemampuan representasi matematis I, dan tes kemampuan representasi matematis II. Hasil atau temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Pendekatan pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa, yaitu terjadinya peningkatan jumlah siswa yang memiliki kemampuan representasi matematis minimal pada kriteria sedang (ketuntasan klasikal ≥ 85%) dan nilai rata-rata kelas yang diperoleh dari tiap siklus. Nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 19,75 dan ketuntasan klasikal meningkat sebesar 35,56%. Nilai rata-rata representasi matematis tiap indikator meningkat yaitu indikator representasi visual sebesar 37,22 , persamaan/ ekspresi matematis sebesar 1,86 dan representasi verbal sebesar 20,19. (2) Sebelum diberi tindakan, siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 6 siswa (13,33%) dan 39 siswa (86,67%) belum mencapai ketuntasan belajar. (3) Setelah diberikan tindakan pada siklus I, diperoleh jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 23 siswa (51,11%) dan 22 siswa (48,89%) yang belum mencapai tingkat ketuntasan belajar. (4) Pada siklus II, diperoleh jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 39 siswa (86,67%) dan 6 siswa (13,33%) yang belum mencapai tingkat ketuntasan belajar. Sehingga dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 35,56%.