STRUKTUR TARI DAMPENG AYOHOK DI DESA KILANGAN KECAMATAN SINGKIL KABUPATEN ACEH SINGKIL

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan struktur tari Dampeng Ayohok di Desa Kilangan Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Struktur menurut Sumaryono (2011). Metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pengambilan data melalui observasi lapangan, dokumentasi berupa video dan foto-foto serta wawancara. Waktu penelitian selama 2 bulan, sejak September sampai November 2018 di Desa Kilangan Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil. Populasi adalah masyarakat Aceh Singkil, seniman dan para penari yang berjumlah kurang lebih 14 orang yang terdiri dari 8 orang penari, 1 orang penghulu khonde (penyair), 3 orang pemain rebana, 1 orang pemain canang kayu, 1 orang pemain gendang dua wawah. Berdasarkan hasil penelitian diketahui tari Dampeng Ayohok merupakan tari tradisi masyarakat Aceh Singkil. Tarian ini diciptakan oleh Sultan Berdaulad dari Aceh Singkil sebagai tarian menyambut para raja-raja dengan membentuk lingkaran bermaksud melindungi dan menjaga keamanan raja dari serangan maupun gangguan dari orang yang tidak dikenal. Saat ini, tari Dampeng Ayohok dijadikan sebagai tari pembuka pada acara-acara festival seni, upacara adat perkawinan, sunat Rasul, serta menyambut tamu kehormatan. Struktur pada tari Dampeng Ayohok terdapat tiga tahap penyajian yaitu antara lain tahapan awal, isi, dan penutup. Tahapan awal yaitu melakukan gerak salam (mekhek salam), tahapan isi dimulai dari salam penghormatan, sebagai awal isi tarian, putar (kisar), menghentakkan kaki (sentak nehei), siaga, memasang langkah, menangkis dari depan (menahan dakhi lebe), dan tahapan akhir melakukan gerak membekhe salam yang merupakan ragam terakhir ataupun ragam penutup. Dampeng Ayohok diiringi dengan lantunan syair yang berisikan nasihat, keagungan Tuhan, serta kehidupan masyarakat yang dilantunkan oleh penghulu khonde. Dalam tari Dampeng Ayohok diiringi dengan alat musik tradisional Aceh Singkil yaitu canang kayu, rebana, dan gendang dua wawah.