ANALISIS LAGU SYUKUR KARYA H. MUTAHAR (KAJIAN PADA ANALISIS BENTUK DAN MAKNA LAGU)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk dan makna lagu Syukur karya H. Mutahar.Kerangka teori dalam penelitian ini mencakup beberapa teori yang digunakan yaitu pengertian analisis bentuk lagu, stuktur lagu dan makna pada syair lagu Syukur karya H. Mutahar.Metodedalampenelitianinimenggunakan
metode deskripsi-kualitatif. Untuk Melengkapi data-data dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi, studi pustaka, dan dokumentasi. Hasil Penelitian ini
berdasarkan data yang terkumpul maka peneliti dapat mengetahui dan mendeskripsikan. Analisis lagu ini menghasilkan beberapa kesimpulan antara lain
sebagai berikut; Struktur Lagu “Syukur” ini adalah lagu bertemakan perjuangan dan lagu ini merupakan komposisi lagu yang terdiri dari beberapa bagian motif
dan frase lagu. Lagu ini terdiri dari 14 birama yang secara umum melakukan pengulangan sebanyak 3 kali dengan lirik yang berbeda. Bagian lagu ini menggunakan tangga nada Es Mayor birama 4/4. Pada bagian ini dinyanyikan
dengan khusuk dan menunjukkan keagungan. Berdasarkan keterangan ini penulis dapat memperkirakan tempo yang digunakan adalah piano atau andante.Lagu “Syukur” karya H. Mutahar mengalami 3 kali pengulangan lagu dan penggantian lirik lagu.Lagu Syukur terdiri dari 2 Motif (m2) dengan beberapa kali pengulangan motif.Lagu Syukur terdiri dari 4 frase terdiri atas : frase a dari
birama 1-4, frase b birama 5-6, frase c 7-10 dan frase d 11-14.Analisis syair lagu syukur Bagian yang pertama syair menceritakan keagungannya terhadap Tuhan
yang begitu besarnya dapat menciptakan bumi dan seluruh isinya. Hal ini dibuktikan pada awal lagu yang menggunakan dinamik piano (p) dan forte (f) dan
crescendo yang menimbulkan kesan keagungan sikomponis.Lagu-lagu Indonesia masa sebelum kemerdekaan masuk kategori musik perjuangan dengan penekanan
pada aspek sosial dan politik, berbicara tentang identitas dan kesatuan bangsa, merefleksi kembali fase-fase berat masa lalu, bertutur tentang korban berjatuhan
di medan perang. Terminologi untuk musik/lagu-lagu perjuangan masa itu disebut “musik fungsional” atau “musik berguna” dengan tujuan utama pada makna dan
isi teks, mudah dicerna, gampang dinyanyikan oleh semua lapisan masyarakat. Lagu syukur yang juga merupakan masuk dalam kategori lagu kemerdekaan lebih menekankan pada rasa bersyukur terhadap Tuhan yang Maha Esa.