POSTCOLONIAL THIRD SPACE CONCEPTS IN ABDULRAZAK GURNAH’S AFTERLIVES NOVEL

Penelitian ini mengkaji representasi konsep ruang ketiga poskolonial dalam novel Abdulrazak Gurnah berjudul Afterlives, dengan menggunakan teori-teori Homi Bhabha tentang hibriditas, mimikri, dan ambivalensi. Bertolak dari eksplorasi novel terhadap identitas budaya poskolonial, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis konsep-konsep ini dalam kutipan-kutipan yang dipilih. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif deskriptif, mengumpulkan data dari novel dan mengidentifikasi kutipan-kutipan yang menunjukkan hibriditas (campuran budaya), mimikri (peniruan budaya kolonial), dan ambivalensi (perasaan bercampur terhadap budaya kolonial dan poskolonial). Temuan penelitian mengungkapkan bahwa hibriditas merupakan tema sentral, dengan tokoh-tokoh yang menavigasi pengaruh budaya ganda untuk menciptakan identitas baru yang menantang paradigma biner tradisional. Mimikri tergambar dalam adopsi bahasa Jerman dan adat istiadat oleh tokoh-tokoh, yang mencerminkan dinamika kekuasaan kolonial. Ambivalensi tercermin melalui perasaan konflik tokoh-tokoh terhadap kolonis dan yang terkolonisasi, yang menggambarkan kompleksitas pembentukan identitas dalam konteks poskolonial. Analisis ini menegaskan ruang ketiga sebagai situs penting untuk negosiasi budaya dan resistensi, mengilustrasikan sifat banyak dimensi dari pengalaman poskolonial. Afterlives karya Gurnah menawarkan eksplorasi mendalam tentang identitas budaya, di