Hubungan Asupan Air Putih dan Kalsium Dengan Kejadian Dismenorea Pada Remaja Putri Di Desa Dolok Maraja Kecamatan Tapian Dolok Kabupaten Simalungun

Menstruasi adalah proses terjadinya pendarahan yang disebabkan keluarnya lapisan endometrium bersamaan dengan sel telur yang tidak mengalami pembuahan. Dismenorea merupakan masalah kesehatan reproduksi yang berkaitan
dengan menstruasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Karateristik responden; 2) Asupan air putih; 3) Asupan kalsium; 4) Dismenorea; 5) Hubungan asupan air putih dengan dismenorea; 6) Hubungan asupan kalsium dengan dismenorea; 7)
Hubungan asupan air putih dan kalsium dengan kejadian dismenorea. Tempat penelitian ini di Desa Dolok Maraja. Waktu penelitian Agustus – Oktober 2024. Populasi penelitian
ini seluruh remaja putri usia 16 sampai dengan18 tahun dengan jumlah 129 remaja putri. Teknik pengambilan sampel secara purporsive sampling sehingga diperoleh sebanyak 35
remaja putri. Desain penelitian yang digunakan cross-sectional. Pengumpulan data untuk asupan air putih menggunakan formulir fluid record.Asupan kalsium menggunakan SQ FFQ dan dismenorea menggunakan Pain Assesment Tool. Teknik analisis data secara deskriptif, korelasi rank spearman dan regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian Asupan air putih pada remaja putri termasuk
kategori kurang (<2.100ml) sebesar 82,85 persen. Asupan kalsium pada remaja putri termasuk kategori kurang sebesar (<1.200 mg) sebesar 91,42 persen. Dismenorea pada remaja putri termasuk kategori dengan skala 7-9 nyeri berat
sebanyak 48,57 persen. Hasil uji korelasi Rank Spearman terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara asupan air putih dengan kejadian dismenorea dengan nilai koefisien korelasi sebesar - 0.790 dan nilai р-value 0.000 pada taraf
signifikan 0,05. Artinya semakin rendah asupan air putih maka semakin tinggi kejadian dismenorea pada remaja putri. Hasil uji korelasi Rank Spearman terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara asupan kalsium dengan kejadian
dismenorea dengan nilai koefisien korelasi -0,703 dengan р-value 0.000 pada taraf signifikan 0,05. Artinya semakin rendah asupan kalsium maka semakin tinggi kejadian dismenorea pada remaja putri. Hasil analisis regresi linear berganda terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara asupan air putih dan kalsium dengan kejadian dismenorea pada remaja putri dengan nilai regresi berganda yaitu ( Y = 13.475 – 0.004 X1 – 0.002 X2) dengan nilai konstanta (a) positif yaitu 13.475 artinya apabila asupan air putih dan kalsium sama dengan nol (0) maka kejadian dismenorea pada remaja putri mengalami peningkatan. Nilai koefisien regresi variabel asupan air putih (X1) yaitu sebesar – 0.004 artinya asupan air putih berhubungan negatif dengan kejadian dismenorea. Nilai koefisien regresi
variabel asupan kalsium (X2) yaitu sebesar – 0,002 artinya asupan kalsium berhubungan negatif dengan kejadian dismenorea. Dengan demikian asupan air putih merupakan variabel yang lebih dominan hubungannya dengan dismenorea
karena koefisien regresinya (– 0,004) lebih besar daripada koefisien asupan kalsium (-0,002). Kesimpulan terdapat hubungan asupan air putih dan kalsium dengan kejadian dismenorea.