Pembelajaran Ekstrakurikuler Saxophone Pada Siswa Tunanetra Di SLB-A YAPENTRA Tanjung Morawa

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran ekstrakurikuler
saxophone pada siswa tunanetra di SLB-A YAPENTRA Tanjung Morawa,
mengetahui minat siswa tunanetra dalam mengikuti pembelajaran ekstrakurikuler
saxophone di SLB-A YAPENTRA Tanjung Morawa, dan mengetahui hasil belajar
pembelajaran ekstrakurikuler saxophone pada siswa tunanetra di SLB-A
YAPENTRA Tanjung Morawa. Teori yang digunakan dalam peneletian ini adalah
teori pembelajaran, teori ekstrakurikuler, teori saxophone, teori tunanetra, teori
minat, dan teori hasil belajar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2024
hingga bulan Mei 2024 di Sekolah SLB-A YAPENTRA Tanjung Morawa yang
berlamat di Jalan Medan Km 21,5 Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli
Serdang. Metode daam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sampel dalam
penelitian ini adalah 4 orang siswa dan 1 orang pengajar. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian
ini menunjukkan pembelajaran saxophone pada siswa tunanetra di SLB-A
YAPENTRA Tanjung Morawa terdiri dari tiga tahapan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada
kegiatan awal guru mengucapkan salam dan mengawali pembelajaran dengan doa
terlebih dahulu yang kemudian pada kegiatan inti guru memberikan materi
pembelajaran dan pada kegiatan penutup guru memberikan kesimpulan dan
menutup kembali dengan doa. Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran
saxophone sangat tinggi. Siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran
ekstrakurikuler saxophone ditinjau berdasarkan: Perhatian dalam mengikuti
pembelajaran, kesenangan perasaaan dalam mengikuti pembelajaran, kemauan
dalam mengikuti pembelajaran, dan disiplin selama pembelajaran. Hasil belajar
siswa tunanetra dalam pembelajaran ekstrakurikuler saxophone didasarkan pada
dua ranah penilaian yaitu ranah kognitif dan psikmotorik. Pada ranah kognitif 3
siswa memiliki hasil belajar yang baik dan 1 siswa memiliki hasil belajar yang
cukup sedangkan pada ranah psikomotorik 2 siswa memiliki hasil belajar yang baik
dan 2 siswa memiliki hasil belajar yang cukup