PENGARUH PERTUMBUHAN PENJUALAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2023

Permasalahan dalam penelitian ini adalah persaingan bisnis yang ketat dan masalah pendanaan. Perusahaan dengan hutang tinggi dan manajemen keuangan buruk berisiko mengalami kebangkrutan, sedangkan perusahaan yang tidak memiliki hutang dapat kehilangan peluang ekspansi. Diharapkan perusahaan dapat mengelola pendanaan eksternal dengan baik untuk mencapai tujuan tanpa menggunakan hutang secara bijaksana dengan mempertimbangkan batasan dan risikonya. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan, serta menganalisis profitabilitas sebagai variabel moderasi terhadap kebijakan hutang. Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur di BEI tahun 2023. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling diperoleh sampel penelitian sebanyak 67 perusahaan yang memenuhi kriteria pengambilan sampel selama periode 1 tahun dengan jumlah populasi penelitian 204 perusahaan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi moderasi. Hasil uji parsial menunjukkan bahwa Pertumbuhan Penjualan tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang dengan nilai sig-t sebesar 0,173 > 0,05. Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Kebijakan Hutang dengan nilai sig-t sebesar 0,012 < 0,05, Profitabilitas mampu memoderasi pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Kebijakan Hutang dengan nilai sig-t sebesar 0,040 > 0,05, Profitabilitas tidak mampu memoderasi pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dengan nilai sig-t sebesar 0,279 > 0,05. Penelitian ini memiliki kesimpulan bahwa Pertumbuhan Penjualan tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang H1 ditolak, dan Ukuran Perusahaan
berpengaruh positif terhadap Kebijakan Hutang H2 diterima, Profitabilitas mampu memoderasi Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Kebijakan Hutang H3 diterima dan Profitabilitas tidak mampu memoderasi Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang H4 ditolak.