Nail polish: Simbol Kekuasaan Pada Tubuh Studi Kasus: Remaja Kota Medan

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kekuasaan yang ingin ditunjukan seseorang melalui Penggunaan nail polish, serta kondisi sosial, ekonomi, budaya dan pengetahuan tentang kesehatan kuku dari pengguna nail polish. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan observasi terhadap 6 informan di 3 salon kuku di kota Medan, yang mayoritas dikunjungi remaja. Pengumpulan beberapa dokumen pendukung seperti bukti transaksi, tangkap layar profil dan hasil pengerjaan kuku yang diunggah di sosial media instagram. Selain itu, wawancara secara langsung terhadap enam informan yang dipilih random juga dilakukan, untuk mengetahui latar belakang penggunaan dan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya informan. Berdasarkan data yang dikumpulkan, penggunaan nail polish tidak hanya soal estetika, tetapi juga ekspresi diri dan peningkatan rasa percaya diri. Penggunaan nail polish mengungkapkan identitas sosial penggunanya berada pada lingkungan, agama, suku, ras dan memberikan kesejahteraan psikologis. Penggunanya merasa nail polish membantu merawat kebersihan dan keindahan kuku serta tren mode gaya hidup di lingkungan mereka. Hal ini menunjukan nail polish bukan sekadar produk kosmetik, melainkan juga alat untuk menunjukkan kekuasaan terhadap tubuh, kesejahteraan psikologis dan memperkuat identitas sosial. Kesadaran akan kesehatan kuku sangat penting bagi penggunanya. Informan menunjukkan pemahaman yang baik bahwa perawatan kuku sebelum dan setelah penggunaan nail polish diperlukan untuk mencegah kerusakan kuku.