PENGARUH METODE STORY TELLING BERBASIS KEARIFAN LOKAL TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPAS SISWA KELAS V SDN 101773 KOLAM

Penelitian ini dilatar belakangi oleh hasil belajar siswa yang sangat rendah. Siswa belum aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga siswa sangat rendah dalam melakukkan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran alhasil nilai ulangan siswa sangatlah rendah. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh dari metode story telling berbasis kearifan lokal terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPAS kelas V SDN 101773 Kolam. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 101773 Selatan yang berjumlah 64 siswa. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berjumlah 64 siswa dengan mengambil kelas V A yang berjumlah 32 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas V B yang berjumlah 31 siswa sebagai kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik Purposive Sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar tes berbentuk pilihan berganda. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu menggunakan uji prasyarat (uji normalitas dna uji homognitas) serta uji –t (hipotesis). Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dari metode story telling berbasis kearifan lokal berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPAS kelas V SDN 101773 Kolam., dilihat ari hasil analisis uji hipotesis (uji independent t-test) diperolehnya hasil yang signifikan (sig 2-tailed) 0,000 < 0,05, artinya adalah Ha diterima dan H0 ditolak. Ini membuktikan bahwa adanya pengaruh dari metode story telling berbasis kearifan lokal terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPAS kelas V SDN 101773 Kolam. Hasil analisis data memperoleh rata-rata (mean) pada kelas kontrol tanpa diberikannya perlakuan (tretmen) penggunaan metode story telling berbasis kearifan lokal yaitu sebesar 58,87 Sedangkan pada siswa dikelas ekperimen yang diberikannya perlakuan (treatmen) menggunkan metode story telling berbasis kearifan lokal memperoleh nilai rata-rata 80. Maka dari itu siswa yang mendapatkan perlakuan dengan menggunakan metode story telling berbasis kearifan lokal memiliki rata-rata nilai yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang tanpa menggunakan metode story telling berbasis kearifan lokal