Model Prompt Dalam Pembelajaran Tari Menggunakan Audiovisual Untuk Meningkatkan Kemampuan Menari Anak Tunagrahita Di SLB-C Santa Lusia Medan

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menari anak dengan menggunakan model prompt dan media audio visual pada proses pembelajaran tor-tor somba bagi anak tunagrahita di SLB-C Santa Lusia Medan. Teori yang digunakan dari Suherman dan Huda (2014: 281) yang menyebutkan bahwa prompt merupakan dorongan atau menuntun dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga prompt akan bersifat mendorong dan merangsang gagasan siswa sehingga mampu memproses dan menghubungan pengetahuan dan pengalaman terhadap pengetahuan baru. Model pembelajaran prompt dapat digunakan dalam konteks pendidikan inklusif untuk membantu siswa tunagrahita dalam memperoleh pendidikan yang sama dengan siswa lainnya. Populasi dan sampel pada penelitian sebanyak 5 orang anak tungarahita. Hasil penelitian adalah jika dilihat dari Uji T ialah t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Artinya tidak ada perbedaan nilai pretest dan nilai posttest siswa. Hal ini terjadi dikarenkan kurangnya waktu dalam penelitian namun tetap ada peningkatan yang dialami anak walau tidak terlihat secara signifikan dan penerapan model prompt dan media audio visual cukup efektif dalam pembelajaran tari dalam meningkatkan kemampuan menari anak. Guru juga harus memahami kebutuhan siswa tunagrahita dalam upaya peningkatan kemampuan menari anak. Model Prompt juga harus didukung dengan media ajar yang sesuai dengan kemampuan anak agar anak mengalami perkembang disetiap bidangnya. Secara keseluruhan, prompt dapat digunakan dalam pendidikan inklusif untuk membantu siswa tunagrahita dalam memperoleh pendidikan yang sama dengan siswa lainnya.