Sinaga, Santa Ayu Theresia (2021) Ritual Kematian Toping Huda-Huda Pada Masyarakat Simalungun Dalam Koreografi Hamagoan Sasada Inang. Undergraduate thesis, Universitas Negeri Medan.
1. NIM 2171230003 COVER.pdf - Published Version
Download (190kB) | Preview
2. NIM 2171230003 APPROVAL SHEET.pdf - Published Version
Download (807kB) | Preview
3. NIM 2171230003 ABSTRACT.pdf - Published Version
Download (79kB) | Preview
4. NIM 2171230003 PREFACE.pdf - Published Version
Download (144kB) | Preview
5. NIM 2171230003 CONTENTS.pdf - Published Version
Download (107kB) | Preview
6. NIM 2171230003 TABLES.pdf - Published Version
Download (71kB) | Preview
7. NIM 2171230003 PICTURES.pdf - Published Version
Download (103kB) | Preview
8. NIM 2171230003 CHAPTER I.pdf - Published Version
Download (434kB) | Preview
12. NIM 2171230003 CHAPTER V.pdf - Published Version
Download (135kB) | Preview
13. NIM 2171230003 BIBLIOGRAPHY.pdf - Published Version
Download (103kB) | Preview
Abstract
Toping Huda-Huda merupakan salah satu ritual upacara kematian dari etnis
Simalungun. Teori yang digunakan adalah teori Alma Hawkins (2015)yang
menjelaskan bahwa ada tiga tahapan yang dilakukan dalam proses penciptaan
karya tari yaitu eksplorasi, improvisasi, dan pembentukan.Penulis menggunakan
landasan teoritis untuk menjelaskan dan mengguatkan garapan karya tari yang
berjudul Ritual Kematian Toping Huda-Huda pada Masyarakat Simalungun dalam
koreografi Hamagoan Sasada Inang. Metode penelitian yang digunakan pada
metode kualitatif yang bersifat deskriptif yang mencangkup tentang penelitian
yang di peroleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi serta
menganalisis dan mendeskripsikan data. Dari penelitian yang telah dilakukan : (1)
kurangnya minat penggarapan tari ritual pada masyarakat Simalungun (2)
muculnya koreografi Toping Huda-Huda dengan pola garap yang baru dan
membentuk koreografi garapan baru yang berakar dari ritual Toping Huda-Huda
pada masyarakat Simalungun. Kemudian penulis melakukan proses karya tari,
Karya tari Toping Huda-Huda ini berasal dari era kerajaan Simalungun yang
menceritakan bahwa keluarga kerajaan mendapatkan kemalangan yang disebut
kematian anak raja tersebut yang memiliki kedudukan sebagai putra mahkota,
karena peristiwa itu sehinga ibunya tidak ingin berpisah dari puteranya tersebut
dan ibunya tidak mau memakamkan tubuh puteranya itu sehingga menimbulkan
aroma yang tidak sedap dan sekian lamanya sehingga pada suatu hari seorang
buruh diladang sedang memasak hasil buruannya berupa burung enggang
(Onggang) dan dari tangkapan yang berburuh itu mendapatkan ide untuk
membuat pertunjukan kepada permaisuri istri dari kerajaan yang selalu berlarut
dalam kesedihan atas meninggalnya puteranya yang tidak di makamkan dan
menimbulkan aroma busuk. Setelah itu mereka berbicara dengan raja dan raja
tersebut mengijinkan pemburuh itu menari selama 3 hari di istana itu dan terus
menghibur permaisuri tersebut pada akhirnya di hari yang ketiga permaisuri
tersebut merelakan anaknya dikuburkan. Maka Toping Huda-Huda ini adalah
salah satu tarian yang tradisional dari etnis Simalungun. Yang mana dulunya
toping Huda-Huda hanya dapat ditarikan apabila ada anggota keluarga raja yang
meninggal , namun lama kelamaan seiring berjalannya waktu toping Huda-Huda
ini dikultuskan menjadi ritual dan dibolehkan diadakan untuk warga masyarkat
Simalungun dengan ketentuan bahwa orang yang meninggal tersebut sudah sayur
matua.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Keywords: | Ritual Kematian Toping Huda-Huda; Koreografi Hamagoan Sasada Inang |
Subjects: | M Music and Books on Music > M Music M Music and Books on Music > ML Literature on music M Music and Books on Music > ML Literature on music > ML3400 Dance music |
Divisions: | Fakultas Bahasa dan Seni > Seni Pertunjukan |
Depositing User: | Mrs Elsya Fitri Utami |
Date Deposited: | 29 Nov 2022 01:51 |
Last Modified: | 29 Nov 2022 01:51 |
URI: | https://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/48908 |