Bentuk dan Makna Lagu dalam Musik Iringan Tari Ula-ula Lembing pada Sanggar Lenggang Mude Community di Kabupaten Aceh Tamiang

Peneliti ini bertujuan untuk mengetahui Bentuk dan Makna lagu dalam musik Iringan Tari Ula-ula Lembing pada sanggar Lenggang Mude Community serta untuk mengetahui Eksistensi sanggar Lenggang Mude Community dalam mempopulerkan lagu dan tarian ini. Tarian Ula-ula Lembing ini adalah salah satu tarian khas dari Tamiang yang sering digunakan masyarakat kabupaten Aceh Tamiang untuk menyambut tamu-tamu dari luar daerah mereka sendiri. Sedikitnya tulisan-tulisan yang mengkaji tentang musik iringan tari Ula-ula Lembing ini menjadi perhatian bagi peneliti untuk menuliskan sebagian analisis bentuk dan makna lagu terhadap musik iringan tari Ula-ula Lembing ini. Hal ini mendorong penulis untuk mengangkat ini dan menjadikan topik penelitian. Teori yang digunakan adalah teori Eksistensi, Bentuk musik dan Makna. Eksistensi adalah suatu proses yang dinamis, suatu “Menjadi” atau “Mengada”. Ini sesuai dengan kata eksistensi itu sendiri, yakni eksistensi yang artinya keluar dari terhenti, melainkan lentur atau kenyal yang mengalami perkembangan atau sebaliknya kemunduran, tergantung pada kemampuan dalam mengaktualisasikan potensi-potensinya, Bentuk / Form adalah bentuk yang berdasarkan susunan rangka lagu yang ditentukan menurut bagian-bagian kalimatnya yang dapat dirumuskan seperti (A-B), (A-B-A), (A-B-A-C), dan lain-lain. Semantik merupakan studi yang mempelajari makna yang terdapat dalam bahasa manusia. Adapun bahasa yang digunakan Linguis untuk mendeskripsikan dan menganalisis objek bahasa disebut dengan metabahasa atau metalanguage. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Sanggar Lenggang Mude Community di Kabupaten Aceh Tamiang yang seluruhnya berjumlah 54 orang. Sampel pada penelitian ini adalah 2 orang dari sanggar Lenggang Mude Community dan Rekaman Mp3 musik iringan tari Ula-ula Lembing dari Sanggar Lenggang Mude Community di Kabupaten Aceh Tamiang. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, kerja laboratorium, dokumentasi dan studi kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian Eksistensi sanggar Lenggang Mude Community dalam mempopulerkan seni tarian Ula-ula Lembing ini sejak terbentuknya sanggar pada tahun 2014, dari panggung daerah sampai panggung internasional, Pertunjukan tari dilakukan dengan menyajikan gabungan antara musik dan tari. Musik yang disajikan dalam bentuk vocal yaitu lagu Ula-ula Lembing dan musik instrumen sebagai pengiring lagu dan gerak. Bentuk lagu Ula-ula Lembing terdiri 4 bagian dan pada tiap bagian mengalami pengembangan yang mengikuti teks pada nyanyian lagu Ula-ula Lembing. Lagu yang disajikan lebih mengutamakan isi atau pesan yang disampaikan, dari pada melodinya. Hal ini terlihat dengan banyaknya pola melodi yang berulang-ulang dengan teks lirik yang berbeda.