Culture Shock Pembelajaran Masa Pandemi Sekolah Dasar IT Rahmat

Hadirnya pandemi Covid-19 memberikan dampak bagi seluruh sektor kehidupan, salah satu sektor yang juga terkena dampaknya yakni sektor pendidikan. Akibat pandemi ini seluruh sekolah dan perguruan tinggi harus di tutup, dengan demikian proses pembelajaran pun berubah yang tadinya pembelajaran bersifat konvensioanl sekarang berubah menjadi pembelajaran daring. Perubahan proses pembelajaran ini menciptakan culture shock yang berarti reaksi atas ketidaknyamanan, kebingungan, kesultan yang dialami oleh individu ketika dihadapkan oleh lingkungan atau budaya yang berbeda dari sebelumnya. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini:1. Bagaimana culture shock pembelajaran pada masa pandemi di Sekolah Dasar IT Rahmat? 2. Bagaimana bentuk penyesuaian diri oleh guru dan orang tua sebagai tahap akhir dalam culture shock pada masa pandemi di Sekolah Dasar IT Rahmat?. Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah teori culture shock oleh kalvero Oberg, yang mana Oberg mengatakan ada 4 tahapan dalam culture shock atau di sebut U-curve Hyptosesis. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif, serta teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan penelitian terdiri dari guru, siswa, dan orang tua di Sekolah Dasar IT Rahmat yang terdaftar di kelas 4. Hasil penelitian menunjukan bahwa perubahan pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran daring karena hadirnya pandemic Covid-19 menciptakan culture shock baik oleh guru, orang tua dan juga siswa. Beberapa informan mengatakan bahwa perubahan yang terkesan tiba-tiba dikarenakan baru pertama kali menerapkan pembelajaran secara daring ini sehingga belum ada persiapan yang matang. Informan juga menjelaskan beberapa reaksi yang dirasakan akibat dari culture shock pembelajaran masa pandemi yakni kegelisahan, serta ketakutan jika anak didik nya tidak dapat menerima materi pembelajaran dengan baik. Dalam kasus ini informan masuk kedalam fase kedua dalam U-Curve Hypothesis yakni memasuki fase krisis karena memasuki lingkungan baru yang berbeda dari sebelumnya. Selanjutnya pada tahap ketiga yakni tahap penyesuaian diri orang tua dan guru mencoba untuk mulai beradaptasi dengan pembelajaran yang dilakukan secara daring. Penelitian ini memberikan pemahaman kepada pembaca bahwa culture shock yang terjadi ada pada dua tahapan yakni fase krisi atau fase kesakitan dan fase pemulihan yakni fase yang dilalui untuk masuk ke dalam fase adaptasi.