PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR 5E MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran siklus belajar 5E terhadap aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada materi hidrolisis garam. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 10 Medan. Penelitian menggunakan rancangan penelitian jenis Pretest-posttest control group design. Sampel penelitian diambil dengan teknik purposive sampling dan diperoleh sampel yang terdiri atas kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 1 sebagai kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diajarkan menggunakan model pembelajaran siklus belajar 5E menggunakan media animasi dan pada kelas kontrol diajarkan menggunakan model pembelajaran direct instruction menggunakan media animasi. Instrumen penelitian pada penelitian menggunakan tes objektif berupa soal pilihan ganda sebanyak 25 soal, yang sebelumnya telah melalui uji validasi, uji tingkat kesukaran, uji daya beda, dan uji reliabilitas dengan nilai reliabilitas 0,91. Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode analisis statistik inferensial parametrik, dimana data skor pretest dan gain ternormalisasi harus melalui uji normalitas dan uji homogenitas. X2hitung skor pretest dan gain pada kedua kelas penelitian lebih besar daripada X2tabel dan Fhitung skor pretest dan gain pada kedua kelas penelitan lebih besar daripada Ftabel. Hipotesis penelitian diuji menggunakan menggunakan uji statistik t pihak kanan. Berdasarkan perhitungan uji statistik t pihak kanan diperoleh hasil t-hitung sebesar 4,29 dan t-tabel pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 1,99. karena t-hitung > t-tabel. Maka, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pengaruh model pembelajaran siklus belajar 5E menggunakan media animasi terhadap hasil belajar siswa SMA kelas XI pada materi hidrolisis garam dan aktivitas belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran siklus belajar 5E menggunakan media animasi sebesar 64,88%, lebih tinggi dibandingkan dengan aktivitas belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran direct instruction menggunakan media animasi yaitu sebesar 55,72%.