PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA-BIOLOGI KELAS VII DI SMPN 24 MEDAN T.P. 2017/2018

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran IPA-Biologi menggunakan model pembelajaran discovery terbimbing di kelas VII SMP Negeri 24 Medan T.P 2017/2018. Deskripsi dilakukan terhadap: 1) Kemampuan guru dalam mengimplementasikan perangkat pembelajaran; 2) Kesesuaian aktivitas belajar siswa dengan kaidah model pembelajaran discovery terbimbing; dan 3) Ketuntasan belajar siswa kelas VII setelah mendapatkan pembelajaran Discovery Terbimbing. Penelitian menggunakan desain penelitian deskriptif. Seluruh rangkaian proses penelitian dilakukan mengacu pada standar lulusan, standar proses, dan standar penilaian yang diberlakukan pada kurikulum 2013. Pada tahap implementasi pembelajaran dilakukan: 1) Pengukuran kemampuan guru melaksanakan pembelajaran; 2) Kesesuaian aktivitas belajar siswa dengan kaidah model pembelajaran discovery terbimbing; dan 3) pengukuran hasil belajar siswa. Analisis data dilakukan dengan teknik statistik deskriptif, dalam bentuk rata-rata, simpangan baku, distribusi frekuensi, dan deskripsi rekaman pembelajaran. Hasil penelitian diperoleh: 1) Guru dapat mengimplementasikan dengan baik perangkat pembelajaran IPA-Biologi materi ajar interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungan, pola-pola interaksi, dan rantai makanan di Kelas VII SMP Negeri 24 Medan menggunakan model pembelajaran discovery terbimbing; dan pada aspek pembelajaran discovery terbimbing yang memicu keterlibatan siswa dan penggunaan bahasa bahasa pada kategori baik dengan (N=89,8%); 2) Aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Negeri 24 Medan kategori cukup (N=77,4%), sesuai dengan kaidah model pembelajaran discovery terbimbing. Aktivitas siswa dengan kesesuaian paling rendah ditemukan pada aktivitas verification (pembuktian); dan 3) Sebaran ketuntasan belajar siswa kelas VII SMP Negeri 24 Medan setelah mendapatkan pembelajaran Discovery Terbimbing adalah 64,3% siswa tuntas dan 35,7% belum tuntas. Ketuntasan belajar pada model pembelajaran discovery terbimbing lebih tinggi dibanding pretest.