PENGARUH PERMAINAN KONSTRUKTIF DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI RAUDHATUL ATHFAL AL-FITRAH

Penelitian ini bertolak dari pembelajaran yang dilakukan cenderung berpusat pada
guru yaitu pembelajaran didominasi oleh guru, siswa hanya mendengarkan apa
yang disampaikan oleh guru mengakibatkan kemampuan mengenal konsep
bilangan anak rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Untuk
mengetahui pengaruh permainan konstruktif terhadap kemampuan mengenal
konsep bilangan anak; (2) Untuk mengetahui pengaruh kemampuan mengenal
konsep bilangan anak yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan anak yang
memiliki motivasi belajar rendah; dan (3) Untuk mengetahui interaksi antara
bermain konstruktif dengan motivasi belajar anak terhadap kemampuan mengenal
konsep bilangan;. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Populasi
penelitian ini adalah peserta didik kelas A1, A2, A3, di Raudhatul Athfal Al-Fitrah
Binjai dan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah kelas A1 sebanyak 24 siswa
untuk kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan Bermain balok
angka dan Bermain ular tangga dan untuk kelas kontrol kelas A2 sebanyak 24.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Rata-rata Kemampuan mengenal konsep
bilangan siswa yang mendapatkan pembelajaran balok angka sebesar 45.46 dan
siswa yang mendapatkan pembelajaran Ular Tangga sebesar 35.63; dengan
demikian Motivasi belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran balok angka
sebesar lebih besar dari pada siswa yang mendapatkan pembelajaran Ular Tangga;
(2) Anak yang memiliki Motivasi tinggi memperoleh nilai rata – rata = 48.26,
sedangkan anak yang memiliki Motivasi rendah memperoleh nilai rata – rata =
31.1. Dengan demikian Motivasi belajar anak yang bermain balok angka lebih
tinggi daripada motivasi belajar anak yang bermain ular tangga; dan (3) Nilai
rataan setiap kelompok data bahwa Konsep bilangan siswa yang diajar dengan
pembelajaran Balok angka yakni kelompok tinggi (52.5), dan kelompok rendah
(35.6), anak yang diajar dengan pembelajaran ular tangga yaitu kelompok tinggi
(42.92), dan kelompok rendah (27.00), menunjukkan bahwa secara signifikan
tidak terdapat interaksi antara penggunaan pembelajaran dan motivasi belajar
anak.