NYAYIAN TANGIS-TANGIS DI KUBUREN PADA MASYARAKAT KARO KAJIAN BENTUK,FUNGSI,DAN MAKNA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nyanyian Tangis-Tangis Kuburen pada masyarakat Karo kajian terhadap bentuk, fungsi dan makna. Dalam penelitian ini didukung oleh teori-teori yang bertujuan agar hasil dari suatu studi kepustakaan yang saling berhubungan (relevan) terhadap pokok permasalahan yang hendak diteliti. Adapun teori yang digunakan yaitu, pengertian bernyanyi, teori bentuk, teori fungsi, dan teori makna. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Tanah Karo yang berjumlah 500.986 jiwa. Sedangkan sampel dalam peneitian ini 1 keluarga, yang terdiri dari 2 orang kalimbubu, 1 orang Senina, 1 orang Anak Beru. 2 tokoh-tokoh adat karo desa Doulu. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Wawancara dilakukan dengan seniman atau ahli adat yang pernah terlibat dalam kesenian Karo dalam acara Tangis-Tangis Kuburen . Seluruh data di kumpulkan dan dianalisis disusun secara sistematis Hasil penelitian yang dilakukan pada Bentuk Nyanyian Tangis-Tangis Kuburen berbentuk syair yang memiliki birama, menggunakan birama 4/4 lebih mengutamakan garapan teks dari pada garapan musik., memiliki 2 kalimat, 2 frase, dan 3 motif. Fungsi di dalam nyanyian Tangis-Tangis Kuburen adalah Fungsi pengungkapan emosional, Fungsi komunikasi, Fungsi sosial, Fungsi reaksi jasmani, dan Fungsi kesinambungan budaya. Makna nyanyian Tangis-Tangis Kuburen memiliki 2 makna yaitu makna tersirat (tersembunyi) dan makna tersurat (makna apa adanya). Pemahaman masyarakat Desa Doulu. Kecamatan Berastagi. Kabupaten Karo terhadap Bentuk, Fungsi dan Makna nyanyian Tangis-Tangis Kuburen mungkin berbeda-beda, namun masyarakat mampu mendeskripsikannya dengan jelas