Saragih, Apri Rayani (2017) MAKNA TORTOR TUKKOT MALEHAT PADA MASYARAKAT SIMALUNGUN DI KABUPATEN SIMALUNGUN. Undergraduate thesis, UNIMED.
1. NIM. 2131140003 COVER.pdf - Published Version
Download (13kB) | Preview
2. NIM. 2131140003 LEMBAR PENGESAHAN.pdf - Published Version
Download (162kB) | Preview
3. NIM. 2131140003 ABSTRAK.pdf - Published Version
Download (16kB) | Preview
4. NIM. 2131140003 KATA PENGANTAR.pdf - Published Version
Download (21kB) | Preview
5. NIM. 2131140003 DAFTAR ISI.pdf - Published Version
Download (17kB) | Preview
6. NIM. 2131140003 DAFTAR TABEL.pdf - Published Version
Download (4kB) | Preview
7. NIM. 2131140003 DAFTAR GAMBAR.pdf - Published Version
Download (10kB) | Preview
8. NIM. 2131140003 DAFTAR LAMPIRAN.pdf - Published Version
Download (12kB) | Preview
9. NIM. 2131140003 BAB I.pdf - Published Version
Download (41kB) | Preview
13. NIM. 2131140003 BAB V.pdf - Published Version
Download (19kB) | Preview
14. NIM. 2131140003 DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version
Download (20kB) | Preview
Abstract
Penelitian ini membahas tentang Makna Tortor Tukkot malehat pada masyarakat
Simalungun di Kabupaten Simalungun. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan
bentuk penyajian dan makna.
Untuk membahas tujuan penelitian di atas menggunakan teori-teori yang
berhubungan dengan judul penelitian. Landasan teoritis dalam penelitian ini
menggunakan teori makna Royce Anya Paterson dan teori makna Humardani.
Lokasi dan waktu penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Simalungun dan
waktunya selama dua bulan, populasi dan sampel adalah penari dan tokoh seniman
serta tokoh adat. Penulis melakukan observasi lapangan, dengan mengambil video,
dokumentasi, dan melakukan wawancara dengan narasumber, serta melengkapi datadata
lewat penelitian di Desa Sirpang Dalik Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten
Simalungun. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian berdasarkan data-data yang telah terkumpul dapat diketahui bahwa
Tukkot Malehat merupakan salah satu tarian yang dulunya digunakan pada upacara
mamagari huta (menolak bala) menggunakan tongkat yang disebut dengan Tukkot
Malehat kemudian mengitari pinar bindu matogu, pinar bindu matogu (ornamen)
merupakan garis edar delapan penjuru mata angin yang harus dilalui oleh penari.
Makna dari tortor ini adalah melindungi kampung dari bencana, bahaya, dan sakit
penyakit. Tortor ini berada pada kalangan masyarakat Simalungun yang masih belum
menganut kepercayaan. Bentuk dari tarian ini memiliki delapan gerak yaitu:
mangelek, sombah, marpangindo, mambaloki, paulakhon, sombah, dan iringan musik
gondang surung dayung dan saur matua, membentuk satu pola lantai, menggunakan
rias yang sederhana, busana satu buah baju toluk balanga, saluar, suri-suri, gotong
salalu, properti yang digunakan tukkot malehat, tapongan, tanaman silanjuyang,
tabar-tabar, sakasipilit, silanglangkabungan. Tarian ini tidak lagi digunakan pada
upacara mamagari huta melainkan sudah menjadi sebuah seni pertunjukan bersifat
hiburan, tetapi tidak menghilangkan makna budayanya
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Additional Information: | SK-2017 TARI 025 |
Keywords: | MAKNA TORTOR TUKKOT NMALEHAT ;Bentuk Penyajian,Teori Makna |
Subjects: | H Social Sciences > HM Sociology > HM621 Culture M Music and Books on Music > MT Instruction and study > MT820 Singing and vocal technique |
Divisions: | Fakultas Bahasa dan Seni > Pendidikan Seni Tari |
Depositing User: | Mr Maknun |
Date Deposited: | 13 Dec 2017 15:46 |
Last Modified: | 14 Dec 2017 03:25 |
URI: | https://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/27773 |