PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA DI SMP NEGERI 1 BINJAI T.A. 2016/2017

Penelitian ini bertujuan untuk : Peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Student Teams Achievement Division. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian yaitu siswa kelas VII-2 yang berjumlah 36 siswa. Objek penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus. Pada siklus I kemampuan penalaran matematis siswa masih dalam kategori cukup, yaitu nilai rata-rata 70,83 dengan 20 siswa dari 36 siswa telah mencapai kemampuan penalaran ≥ 70. Pada siklus I ini, kemampuan penalaran secara klasikal belum tercapai karena masih 55,56%, sehingga pembelajaran dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II kemampuan penalaran matematis siswa dalam kategori tinggi, yaitu nilai rata-rata 84,72 dengan 32 siswa dari 36 siswa telah mencapai kemampuan penalaran ≥ 70. Pada siklus II ini, kemampuan penalaran secara klasikal sudah tercapai yaitu sebesar 88,89%, maka tindakan dihentikan. Berdasarkan hasil kemampuan penalaran siswa dari siklus I ke siklus II disimpulkan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa. Pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division pada siklus I dikatakan tidak efektif, karena salah satu indikator efektivitas pembelajaran yaitu ketuntasan klasikal tes kemampuan penalaran matematis siswa tidak mencapai 85% yaitu 55,56%. Sedangkan pada siklus II pembelajaran dikatakan efektif karena ketuntasan klasikal tes kemampuan penalaran matematis siswa telah mencapai 85% yaitu 88,89% dan terdapat respon positif dari siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, terlihat dari banyaknya siswa yang mulai percaya diri untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.