BENTUK PENYAJIAN TARI GATOT KOCO SEKARPADA MASYARAKAT JAWA MEDAN HELVETIA.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keberadaan dan bentuk penyajianTari Gatot Koco Sekar pada masyarakat Jawa di Kecamatan Medan Helvetia.Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang bentuk penyajian,pengertian keberadaan, teori fungsi tari dan pengertian perkembangan.Berdasarkan dari teori yang telah ada, akan disajikan kerangka konsep dasar yangsesuai dengan permasalahan penelitian terkhususnya dalam bentuk penyajian TariGatot Koco Sekar.Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dimanapenulis mengambil lokasi penelitian di sebuah sanggar seni yang bernama CiptoBudoyo yang terletak di Kecamatan Medan Helvetia. Adapun sampelnya adalahadalah 3 orang seniman diantaranya 1 orang pemimpin dan 2 orang pelatihsanggar seni Cipto Budoyo Medan Helvetia, serta 7 penari lainnya. Adapun untukmengakuratkan hasil daripada penelitian, penulis mengambil sampel penelitiandiluar dari sanggar seni Cipto Budoyo Medan Helvetia, yaitu 1 orang senimanJawa yang ada di Sumatera Utara. Pengumpulan data dilakukan dengan metodestudi kepustakaan, observasi lapangan, wawancara dan dokumentasi yangberlangsung dalam proses penelitian terhadap Tari Gatot Koco Sekar di sanggarseni Cipto Budoyo tersebut. Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 8minggu bertempat di Jalan Istiqomah No. 151 Kecamatan Medan Helvetia.Hasil dari penelitian yang diperoleh yaitu Tari Gatot Koco Sekar ini dikategorikansebagai sarana pertunjukan, awalnya hanya ditarikan pada acara pernikahanmasyarakat Jawa. Kemudian dikarenakan banyaknya peminat dan permintaan darimasyarakat, maka tarian ini ditampilkan di acara paguyuban dan acara lainnyayang diselenggarakan oleh komunitas-komunitas Jawa yang ada di SumateraUtara. Memiliki beberapa nama gerak tari yaitu tanjak / tancep, mancat,junjungan, jatuh, gandrungan, trecet, ngambah bumi, ulap - ulap, ulap - ulaptawing, ulap-ulap pentangan, trecet ulap-ulap, panggel, nebak bumi, pentangan,ngilo asto, usap rawis, mengambil sekar dan pemberian sekar. Adapun urutandalam musik ingiringannya yaitu: Ada-ada, Sampak, Sendhon, Tlutur, KetawangKinanti Pawukir, Ada-ada, Lancaran Bendrong, Pucung Rubuh, Sampak, Adaada,Sampak Slendro Manyuro. Busana yang digunakan menirukan busana tokohGatot Koco dalam perwayangan, dengan tata rias yang menggambarkan watakkuat, keras dan gagah. Lokasi pementasan dapat ditampilkan di acara pernikahan,acara paguyuban dan acara lainnya yang diselenggarakan oleh komunitas Jawayang ada di Medan Helvetia.