PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui apakah model pembelajaran Two Stay Two Stray berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII SMP Swasta Katolik Budi Murni 2 Medan dan (2) mengetahui bagaimana pengaruh model pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh kelas VIII di SMP Swasta Khatolik Budi Murni 2 Medan yang terdiri dari 7 kelas. Dari 7 kelas keseluruhan diambil secara acak 2 kelas yang kemudian dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini. Siswa yang terlibat dalam penelitan ini berjumlah 64 orang yang terbagi menjadi 32 orang pada kelas VIII-A sebagai kelas eksperimen dan 32 orang pada kelas VIII-B sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen diajar dengan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray sedangkan kelas kontrol diajar dengan model pembelajaran langsung. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Quasi Experiment atau eksperimen semu dengan desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah tes kemampuan komunikasi matematis siswa. Data hasil penelitian diolah dengan bantuan aplikasi Statistical Program for Social Science (SPSS) 22. Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan uji smirnof- kolmogorov dan uji homogenitas dengan uji Leven. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji t tidak berpasangan (Independent sample t-test). Berdasarkan output, diperoleh nilai signifikansi 2-tailed Equal variances assumed adalah 0,035. Dimana 0,035 < 0,05, berdasarkan kriteria pengujian, H0 ditolak atau terima Ha, yang berarti terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Setelah itu hasil nilai Mean posttest menunjukkan bahwa nilai Mean posttest kelas eksperimen sebesar 74,34 sedangkan Mean Posttest kelas kontrol sebesar 68,75, dimana 74,34 > 68,75. Artinya kemampuan komunikasi matematis kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan komunikasi matematis kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.