Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Kelas XI Semester I Berbasis Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Pemecahan Masalah

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh penuntun praktikum kimia kelas XI
SMA yang layak digunakan, melihat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan penuntun praktikum yang dikembangkan dan penuntun praktikum yang digunakan sekolah pada materi termokimia, mengetahui keterampilan pemecahan masalah siswa serta hubungannya dengan hasil belajar. Jenis penelitian merupakan penelitian pengembangan (R & D) mengacu pada model ADDIE, yang terdiri dari Analysis (analisis), Design (desain), Development (Pengembangan), Implementation (penerapan) dan Evaluation (evaluasi). Penuntun praktikum selanjutnya divalidasi oleh validator ahli yang terdiri dari 2 orang dosen dan 10 orang guru kimia. Uji coba implementasi produk hasil pengembangan dilakukan di SMAN 1 Kutacane (Kelas Eksperimen) dan SMAN
2 Kutacane (Kelas Kontrol) dengan jumlah sampel masing-masing kelas sebanyak 32 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi, angket dan instrument tes subjektif dalam bentuk essay yang terdiri dari 5 soal. Berdasarkan hasil angket penilaian penuntun praktikum oleh validator ahli diperoleh nilai masing – masing aspek yaitu cakupan praktikum 3,58, sistematika penyajian 3,67, wawasan produktivitas 3,96, keingintahuan 3,75, kecakapan hidup 3,92, desain 3,87 dan bahasa 3,58 yang tergolong dalam kriteria valid dan tidak perlu direvisi sehingga layak untuk dipergunakan dalam pembelajaran. Hasil uji t-test menunjukkan ada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai rata-rata hasil belajar pada kelas eksperimen 81,6 dan kelas kontrol 62,2. Berdasarkan hasil penilaian observervasi pada lembar observasi keterampilan diperoleh nilai siswa
(kategori baik). Hasil uji korelasi diperoleh nilai koefisien koefisien determinasi 0,07, dan nilai signifikan (2-tailed) 0,644 > 0,05.kesimpulannya terdapat hubungan positif yang tidak signifikan antara hasil
belajar dengan keterampilan pemecahan masalah siswa. Hanya 7% pengaruh keterampilan pemecahan masalah terhadap hasil belajar.