PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING DENGAN TEKNIK TWO STAY-TWO STRAY TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP NEGERI 27 MEDAN T.A.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Pengaruh penerapan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan teknik Two Stay-Two Stray (TS-TS) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) dikelas VIII SMP Negeri 27 Medan Tahun Ajaran 2012/2013 (2) Kualitas peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model CPS dengan teknik TS-TS dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan konvensional (3) Ketuntasan kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar dengan model CPS dengan teknik TS-TS dan yang diajar dengan pembelajaran konvensional.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 27 Medan Tahun Ajaran 2012/2013. Sedangkan sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas masing-masing 35 orang siswa pada kelas VIII-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-4 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran CPS dengan teknik TS-TS dan pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran Konvensional. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan memberikan perlakuan pada kelompok sampel penelitian kemudian diberikan pretes dan postesDari analisis data postes dan data indeks gain dengan menggunakan uji-t pada taraf  = 0,05 berturut-turut diperoleh thitung > ttabel yaitu 4,075> 1,669 dan 5,499 > 1,669 sehingga dari kedua uji hipotesis, H1 diterima artinya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan kualitas peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Ketuntasan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan model pembelajaran CPS dengan teknik TS-TS diperoleh 34 dari 35 siswa (97,15%) telah tuntas dan 1 siswa (2,85%) siswa tidak tuntas. Secara klasikal kelas telah tuntas dalam memecahkan masalah pada pokok bahasan SPLDV. Sedangkan ketuntasan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan model pembelajaran konvensional di kelas kontrol dari 35 orang siswa, 28 siswa (79,99%) telah tuntas belajar dan 7 orang siswa (20,00%) tidak tuntas . Secara klasikal kelas tidak tuntas dalam memecahkan masalah pada pokok bahasan SPLDV.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran CPS dengan teknik TS-TS berpengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Kualitas peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan model CPS dengan teknik TS-TS lebih baik dibandingkan dengan model konvensional. Dan ketuntasan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan model CPS dengan teknik TS-TS lebih baik daripada yang diajar dengan pembelajaran konvensional.