Model Pembelajaran Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran Seni Budaya dengan Media Ajar Pianika di SMP Negeri 2 Sunggal

Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui apa saja langkah-langkah
pengaplikasian model pembelajaran Snowball Throwing pada mata pelajaran seni
budaya dengan media ajar pianika di SMP Negeri 2 Sunggal. 2) Untuk
mengetahui apa-apa saja manfaat dari penerapan model pembelajaran Snowball
Throwing pada mata pelajaran seni budaya dengan media ajar pianika di SMP
Negeri 2 Sunggal. 3) Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari model
pembelajaran snowball throwing pada mata pelajaran seni budaya dengan media
ajar pianika di SMP Negeri 2 Sunggal. Teori yang dipakai: model, teori
pembelajaran, teori model pembelajaran, teori snowball throwing, teori seni
budaya, teori media, teori musik, dan teori pianika. Sampel 17 orang, 1 guru seni
budaya kelas VIII dan 16 siswa kelas VIII-1. Metode penelitian kualitatif dengan
jenis deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara
dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan 1) Langkah-langkah model
pembelajaran snowball throwing sebagai berikut: a) Guru menjelaskan materi
terlebih dahulu tentang tangga nada, b) Guru membentuk beberapa kelompok, dan
c) menjelaskan kembali kepada masing-masing ketua kelompok, Kemudian ketua
kelompok akan kembali kekelompoknya dan menjelaskan kembali materi yang
disampaikan oleh guru, kepada teman satu kelompoknya, d) Siswa diberikan satu
lembar kertas kerja, untuk menuliskan pertanyaan yang menyangkut materi
tangga nada. 2). Manfaat dari model pembelajaran snowball throwing adalah a)
Dapat meningkatkan kerja sama antar kelompok, b) Dapat membangkitkan
semangat belajar siswa, c) Siswa lebih berperan aktif, d) Dapat meingkatkan
motivasi belajar, e) Mengembangkan kemampuan berpikir. 3). Kelebihan dan
kekurangan dari model pembelajaran snowball throwing, kelebihannya: Suasana
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, meningkatkan motivasi belajar, siswa
lebih berperan aktif, kekurangannya: Memerlukan waktu yang cukup panjang,
cenderung membuat keributan, bergantung pada kemampuan siswa dalam
memahami materi.