Hubungan Kualitas Diet Dengan Status Gizi Siwa SMAS Methodist Tanjung Morawa

Masalah gizi merupakan keadaan tidak seimbang antara konsumsi makanan dengan kebutuhan zat gizi yang dianjurkan. Banyak faktor yang mempengaruhi remaja rentan mengalami masalah gizi antara lain asupan makanan, kebiasaan sarapan, aktivitas fisik, lingkungan, genetik, faktor kesehatan dan status sosial ekonomi. Asupan makanan merupakan faktor penyebab langsung masalah gizi. Konsumsi makanan tidak hanya terkait dengan kecukupan gizi (kuatitas), tetapi juga mencerminkan keragaman makanan yang dikonsumsi (kualitas). Kualitas diet dapat menggambarkan mutu asupan makanan sehingga mampu meningkatkan status gizi optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas diet dengan status gizi siswa SMAS Methodist Tanjung Morawa. Penelitian ini dilaksanakan di SMAS Methodist Tanjung Morawa dan
dilaksanakan pada September – Oktober 2024. Desain penelitian ini adalah penelitian cross-sectional. Pengambilan sampel pada penelitian menggunakan teknik cluster sampling yaitu sebanyak 59 orang siswa kelas XI. Teknik pengumpulan data kualitas diet menggunakan formulir Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) lalu dianalisis menggunakan metode Diet Quality Index-International (DQI-I). Teknik pengumpulan data status gizi
menggunakan timbangan digital dan microtoise. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji korelasi Rank-Spearman. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa 32 siswa (54,2%) memiliki kualitas diet tinggi dan 27 (45,8%) siswa memiliki kualitas diet rendah. Hasil penelitian menunjukkan 37 siswa (62,7%) memiliki status gizi normal, 4 siswa (6,8%) memiliki status gizi kurang, 7 siswa (11,9%) memiliki status gizi lebih, 11
(18,6%) siswa mengalami obesitas . Hasil analisis uji korelasi Rank-Spearman menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara kualitas diet dengan status gizi
siswa SMAS Methodist Tanjung Morawa (p-value = 0,000) dengan nilai koefisien korelasi sebesar - 0,515 pada taraf signifikansi 0,05 artinya semakin rendah kualitas
diet siswa maka semakin tinggi status gizi siswa. Pada penelitian ini ditemukan bahwa semakin besar persentase siswa yang kualitas dietnya rendah maka semakin besar pula persentase siswa dengan gizi lebih dan obesitas.