Akulturasi Budaya Pada Arsitektur Bangunan Masjid Raya Sultan Ahmadsyah Di Kota Tanjungbalai (1946-2024)

Masjid Raya Sultan Ahmadsyah Merupakan Masjid Bersejarah Di Kota Tanjungbalai Yang Didirikan Oleh Sultan Asahan Yang Ke-IX Yaitu Sultan Ahmadsyah. Masjid Raya Sultan Ahmadsyah Dibangun Pada Tahun 1883-1885. Jika Dilihat Dari Arsitektur Bangunannya Banyak Ornamen-Ornamen Yang Mengandung Unsur Budaya Asing, Seperti : Budaya Melayu, Timur Tengah, Cina, Dan Eropa. Penelitian Ini Bertujuan Untuk Mendapatkan Gambaran Perkembangan Serta Menganalisis Perpaduan Budaya Pada Arsitektur Bangunan Masjid Raya Sultan Ahmadsyah. Penelitian Ini Menggunakan Metode Penelitian Budaya Dengan Pendekatan Metode Sejarah (Historical Method). Metode Penelitian Sejarah Mencakup Langkah-Langkah Seperti Pengumpulan Data, Evaluasi Sumber-Sumber, Analisis Kritis, Penyusunan Narasi, Dan Pembuatan Interpretasi. Dalam Pengumpulan Data Dengan Menggunakan Penelitian Kepustakaan (Library Research) Dan Metode Penelitian Lapangan (Field Research). Hasil Penelitian Yang Diperoleh Dalam Penelitian Ini Yaitu Masjid Raya Sultan Ahmadsyah Merupakan Salah Satu Peninggalan Dari Kesultanan Asahan. Dalam Bentuk Arsitekturnya Bangunan Masjid Raya Sultan Ahmadsyah Memiliki Beragam Corak Kebudayaan Asing Seperti Pada Bagian Menara Masjid Yang Bentuknya Menyerupai Arsitektur Timur Tengah, Budaya Eropa Pada Keramik Interior Dan Pintu Gerbang Masjid, Budaya Cina Terlihat Pada Mimbar Masjid, Dan Budaya Melayu Terdapat Pada Atap Tumpang Tindih Masjid Dan Beberapa Ornamen Yang Bercorak Melayu. Dari Keberagaman Budaya Yang Ada Didalam Bentuk Arsitektur Masjid Raya Sultan Ahmadsyah Ada Beberapa Wujud Akulturasi Yang Berdampak Kepada Masyarakat Tanjungbalai Seperti Bahasa Dan Beberapa Tradisi Lainnya