MAKNA SIMBOLIK TARI BALUSE NIAS SELATAN DI SANGGAR FANAYAMA MEDAN

WARUWU, DESTA VERONIKA MAKNA SIMBOLIK TARI BALUSE NIAS SELATAN DI SANGGAR FANAYAMA MEDAN. Undergraduate thesis, UNIMED.

[thumbnail of 2202441004_Cover.pdf] Text
2202441004_Cover.pdf

Download (15kB)
[thumbnail of 2202441004_Lembar_Pengesahan.pdf] Text
2202441004_Lembar_Pengesahan.pdf

Download (448kB)
[thumbnail of 2202441004_Abstrak.pdf] Text
2202441004_Abstrak.pdf

Download (122kB)
[thumbnail of 2202441004_Kata_Pengantar.pdf] Text
2202441004_Kata_Pengantar.pdf

Download (79kB)
[thumbnail of 2202441004_Daftar_Isi.pdf] Text
2202441004_Daftar_Isi.pdf

Download (17kB)
[thumbnail of 2202441004_Daftar_Gambar.pdf] Text
2202441004_Daftar_Gambar.pdf

Download (19kB)
[thumbnail of 2202441004_Daftar_Tabel.pdf] Text
2202441004_Daftar_Tabel.pdf

Download (29kB)
[thumbnail of 2202441004_Daftar_Lampiran.pdf] Text
2202441004_Daftar_Lampiran.pdf

Download (4kB)
[thumbnail of 2202441004_BAB_I.pdf] Text
2202441004_BAB_I.pdf

Download (175kB)
[thumbnail of 2202441004_BAB_V.pdf] Text
2202441004_BAB_V.pdf

Download (124kB)
[thumbnail of 2202441004_Daftar_Pustaka.pdf] Text
2202441004_Daftar_Pustaka.pdf

Download (71kB)

Abstract

Tujuan penelitian ini menjelaskan tentang makna simbolik yang terdapat pada
tarian baluse. Makna simbolik merujuk pada makna oleh J. Rakhmat (1994 : 277)
menjelaskan, terdapat tiga jenis makna simbolik: (1) makna inferensial, (2) makna
signifikan, dan (3) makna infensional. Penelitian dilakukan dengan menggunakan
metode deskriftip kualitatif, dan metode pengumpulan data melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Lokasi penelitian berada di Sanggar Fanayama
Medan, yang terletak di Jl. Bunga Kenangan No. 42, Sempakata, Kec. Medan
Selayang, dengan pelaksanaan penelitian berlangsung selama dua bulan. Hasil
penelitian ini menjelaskan Tari baluse disebut tari perang karena memiliki
komando atau yang disebut kafalo zaloya. Tari baluse di Sanggar Fanayama Medan
disajikan untuk hiburan seperti memperingati acara-acara besar, acara perkawinan
adat Nias, dan penyambutan para Menteri atau pejabat-pejabat besar yang
membutuhkan waktu yang singkat. Tari baluse sesungguhnya merupakan tari
faluaya disebut tari baluse karena tari perang yang ada di Nias lebih mudah dikenal
dan mudah diingat karena tameng yang digunakan saat tari ini ditampilkan dimana
dalam bahasa Nias tameng ini disebut “Baluse”, sehingga tari faluaya di Nias
Selatan lebih dikenal dengan tari baluse. Tari baluse diiringi dengan hoho (syair)
dari para penari. Makna tari baluse memiliki makna simbolik tersendiri di setiap
gerakannya, mulai dari hugö yang memiliki makna simbolik menyerukan atau
mempertanyakan kesiapan prajurit, manökhö yang memiliki makna simbolik
mengintai musuh, hivfagö yang memiliki makna simbolik sedang menghimpun
kekuatan di medan perang, faluaya zanökhö yang memiliki makna simbolik
mengepung wilayah musuh, fasuwö memiliki makna simbolik sedang
berlangsungnya perang antar dua kelompok, famanu-manu memiliki makna
simbolik ketangkasan seorang pemimpin, fatele dimana makna simbolik tari ini
adalah menunjukkan ketangkan seorang patriot saat berhadapan satu lawan satu,
siöligö memiliki makna simbolik adanya kesatuan dan persatuan di dalam
masyarakat Nias. fahidjalė memiliki makna simbolik keberhasilan prajurit dalam
mempertahankan daerahnya.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Keywords: Makna Simbolik, Tari Baluse, Sanggar
Subjects: H Social Sciences > HM Sociology > HM621 Culture
Divisions: Fakultas Bahasa dan Seni > Pendidikan Seni Tari
Depositing User: Mrs Yuni Chairani
Date Deposited: 21 Feb 2025 07:35
Last Modified: 21 Feb 2025 07:35
URI: https://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/59990

Actions (login required)

View Item
View Item