HUBUNGAN PERNIKAHAN DINI DENGAN TINGKAT PERCERAIAN DI KECAMATAN MEDAN TEMBUNG

Kasus pernikahan anak di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Dari data pengadilan agama atas permohonan dispensasi pernikahan usia dini, tahun 2021 tercatat 65 ribu kasus dan tahun 2022 tercatat 55 ribu pengajuan, sejalan dengan tingginya kasus pernikahan dini kasus perceraian juga semakin meningkat. Kota Medan menjadi kota dengan urutan nomor satu tertinggi kasus perceraian di Sumatera Utara Dari data yang diperoleh Pengadilan Tinggi Agama Medan perceraian di Medan meningkat sebanyak 1887 pasangan sepanjang tahun 2021. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pernikahan dini terhadap perceraian di Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kuntitatif. Pengumpulan data mengunakan kuisioner. Teknik analisis data dilakukan dengan melakukan uji asumsi klasik dan untuk mengetahui pengaruh pada setiap variabel menggunkan uji t dan uji F, dengan sampel 33 orang. Hasil penelitian ini di analisis menggunakan teknik korelasi parsial dan korelasi ganda dengan bantuan program spss 25.0 dari hasil analisis pada N=33 taraf signifikan 5%, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara pernikahan dini terhadap tingkat perceraian dengan harga koefisien R = 0,667. Kemudian berdasarkan hasil uji keberartian uji t sebsesar 7,874 > 2,03951 maka terdapat pengaruh antara pernikahan dini dan efikasi diri terhadap tingkat perceraian di Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan. Besar pengaruh berdasarkan hasil koefisien (R) sebesar 0,667. Yang berarti 66,7% tingkat perceraian dapat dijelaskan oleh Pernikahan dini.