Kajian Pengaruh Penambahan Variasi Serat Serabut Kelapa Dan Abu Sekam Padi Konstan Terhadap Kuat Geser Beton (Shear Strenght) Pada Beton Memadat Sendiri (Self Compacting Concrete)

Teknologi Self Compacting Concrete (S.C.C) adalah beton yang sangat cair yang dapat mengalir untuk mengisi rongga dalam cetakan tanpa proses pemadatan atau hanya sedikit sekali memerlukan getaran untuk memadatkannya. Beton berserat didefinisikan sebagai beton yang dibuat dari semen hidrolis, agregat halus, agregat kasar dan sejumlah kecil serat didistribusikan secara acak, dan ditambahkan additive. Peran serat sebagai penahan retak merayap untuk menjebak ujung-ujung retakan agar lambat sehingga secara perlahan melintasi matriks. Pemanfaatan sabut kelapa sebagai bahan tambahan dalam campuran beton memiliki prospek yang sangat baik di masa depan, yaitu selain meningkatkan kuat geser beton, juga dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang ada di Indonesia. Serat menggunakan serat sabut kelapa dengan persentase 0,01%, 0,02%, dan 0,03% terhadap volume benda uji dan abu sekam padi konstan 7,5% terhadap berat semen. Tujuan penelitian ini mengetahui bagaimana pengaruh penambahan serat sabut kelapa dengan variasi 0,01%, 0,02%, dan 0,03% dengan abu sekam padi terhadap kuat geser beton dengan metode SCC serta pada variasi komposisi serat sabut kelapa berapa persen yang menghasilkan kuat geser optimum pada beton SCC. Hasil dari penelitian ini beton normal SCC dengan rata-rata kuat geser 2,062 kN, variasi SSK 0,01% dan 7,5% ASP besar rata-rata 1,888 kN, variasi 0,02% dan 7,5% ASP besar rata-rata 2,122 kN dan variasi 0,03% dan 7,5% ASP besar rata-rata 2,311 kN. Hasil perhitungan nilai kuat geser tertinggi umur 28 hari pada beton variasi 0,03% SSK + 7,5% ASP dengan 2,31 kN dengan umur 28 hari.