Model Pengembangan Wisata Budaya Berbasis Kearifan Lokal (Studi Kasus Wisata Kuliner dan Budaya Pasar Kamu Desa Denai Lama Kabupaten Deli Serdang)

Penelitian ini bertujuan untuk: (1). Untuk mengetahui Potensi Kearifan Lokal dan Wisata Kuliner di Pasar Kamu. (2). Untuk mengetahui tantangan dan peluang pasar Kamu dalam mengembangkan Wisata Kuliner dan Budaya. (3). 3. Untuk mengurai Model Pengembangan Pariwisata Pasar Kamu Berbasis Kearifan Lokal Budaya dan Wisata Kuliner oleh Kawan Lama Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan kualitatif etnografi, sebagai penelitian lapangan yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subyek penelitian (pemerintah, pengelolah, masyarakat), misalnya perilaku, persepsi, tindakan, dan lain lainnya. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Denai Lama Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Data dan sumber data terdiri dari informan/narasumber. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan metode induktif dan deduktif Selain itu, untuk menghasilkan dan memperoleh data yang akurat dan objektif sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dalam penelitian ini, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif dengan cara analisis konteks dari telaah pustaka dan analisis pernyataan dari hasil wawancara dari informan. Hasil Penelitian : Pasar atau Pekan ini merupakan tempat pengembangan ekonomi untuk memperkuat ekonomi rakyat yang berada di desa tersebut terutama kaum perempuan dan remaja. Area Pasar Kamu. Kawasan kuliner seluas 1 hektar ini berisikan deretan saung kayu untuk berjualan yang dikelilingi area pepohonan, tempat 100-150 pedagang menjajakan sekitar 65 makanan khas Indonesia, yang utamanya didominasi oleh kuliner khas Melayu dan Jawa, seperti Kue Kekaras, Rasidah Kue Raja, Lemang Pulut, Nasi Lemak, Keladi Rebus, Gudeg, Nasi Telang dan sejumlah minuman tradisional. Karena keunikan dari wisata kuliner Pasar Kamu, yaitu para pengunjung dapat merasakan sensasi bertransaksi seperti zaman dahulu. Untuk melakukan transaksi pembayaran pengunjung menggunakan alat bayar bernama “Tempu”, sebuah koin dari tempurung kelapa, yang bernilai Rp.2000 untuk satu koinnya. keberadaan Pasar Kamu berhasil menyedot perhatian wisatawan dengan kisaran angka kunjungan sekitar 1000-1500 Hal ini tentu memberikan multiplier effect (efek berganda) untuk masyarakat sekitar. Keberhasilan kawasan ini mengangkat subsektor ekonomi kreatif kuliner tradisional serta mendongkrak pariwisata setempat, sebagai hasil dari jerih payah yang diusahakan oleh milenial setempat.