ANALISIS SEMIOTIK DALAM UPACARA MANGURE LAWIK DI PESISIR KOTA SIBOLGA

Mangure lawik merupakan suatu upacara yang sudah lama menjadi bagain dari tradisi yang setiap tahunnya dijalankan oleh masyarakat kota Sibolga. Penduduk sekitar masih mempercayai dengan dijalankan upacara tersebut dapat menjaga laut dari penguasa jin laut. Namun terdapat hal yang di
larang dikarenakan bertentangan dengan agama. Menyebabkan upacara tersebut menjadi terlupakan. Atas dasar kepedualian terhadap laut dan kebudayaan komunitas pemuda kembali mengupayakan agar upacara tetap dijalankan meskipun dengan konsep yang berbeda namun tetap pada tujuan yang sama. Masalah yang ditemukan dalam penelitian ini adalah bagaimana makna mangure lawik berdasarkan trikotomi Charles Sanders Pierce yang di uraikan melalui trikotomi pertama, kedua, dan ketiga. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yang menekankan pada penggunaan data yang diperoleh dilapangan. Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata lisan atau tulisan dari masyarakat yang diamati. Data penelitian yang dimaksud adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan kajian yaitu keterangan semiotik. Teknik analisis data yang dilakukan melalui beberapa tahapann yaitu: teknik baca, simak, wawancara, identifikasi, klasifikasi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa didalam mangure lawik terdapat tanda-tanda yang dianalisis berdasarkan teori trikotomi Charles Sanders Pierce yaitu tanda berupa terikotomi pertama pada tanda qualisign, sinsign, legising. Trikotomi kedua pada tanda ikon, indeks, dan simbol. Dan trikotomi ketiga pada tanda rheme, decisign, dan argumen.