Evaluasi Kapasitas dan Aksesibilitas Gerbang Tol Tebing Tinggi

Jalan tol dirancang agar bebas hambatan. pada kenyataan sering ditemukan
kemacetan terjadi hampir diseluruh gerbang tol di Indonesia. Salah satu
permasalahan yang terjadi adalah kemacetan dikarenakan ketidakseimbangan
jumlah gerbang dengan jumlah arus kendaraan serta lamanya proses transaksi yang
terjadi di gerbang tol tersebut sehingga terjadinya antrian arus kendaraan yang tidak
diinginkan. Jumlah gerbang tol yang dioperasikan harus sesuai dengan volume
harus sesuai dengan volume arus kendaraan, jika terlalu sedikit akan menimbulkan
antrian yang panjang, tetapi jika terlalu banyak akan menambah biaya
pengoperasian yang tinggi. Kapasitas gardu tidak boleh lebih dari 450 unit/jam per
gardu induk, sednagkan untuk gardu tertutup tidak lebih dari 500 kendaraan/jam
gardu masuk dan tidak lebih dari 300 kendaraan/jam/gardu untuk gardu keluar.
Gerbang tol Tebing Tinggi menggunakan Gardu Tol Otomatis (GTO). Waktu
Pelayanan berdasarkan Standard Pelayanan Minimal (SPM) jalan tol untuk Gardu
Tol Otomatis gerbang selama 3 detik mulai dari waktu tapping kartu hingga palang
terbuka. Maka dari itu perlu dilakukan evaluasi kapasitas dan aksesibilitas gerbang
tol Tebing Tinggi. Tujuannya untuk mengevaluasi jumlah gardu yang tersedia
mampu menampung tingkat kedatangan dan telah memenuhi Standar Pelayanan
Minimal (SPM), evaluasi panjang antrian dan waktu antrian serta mengevaluasi
tingkat pelayanan. Penelitian ini menggunakan deskriptif survei selama 2 minggu
dan menganalisis tingkat kedatangan puncak pada hari biasa, pada hari weekend,
dan libur nasional. Metode analisis data menggunakan analisis FIFO (First In First
Out). Hasil penelitian gerbang Tol Tebing Tinggi mampu menampung tingkat
kedatangan kendaraan dan sesuai dengan Standard Pelayanan Minimal (SPM),
tidak terjadi antrian serta waktu pelayanan transaksi rata rata hanya 3 detik.