PELATIHAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN ASESMEN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

Kelompok mitra yang menjadi target Pengabdian Kepada Masyarakt (PKM) tim
Pascasarjana Universitas Negeri Medan adalah SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan dan
SMP Negeri 2 Satu Atap Batang Kuis, Deli Serdang yang berlokasi di wilayah
Kecamatan Percut sei Tuan, dan Batang Kuis Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan
hasil pengamatan dan diskusi dengan pemangku kepentingan (al. Kepala Sekolah,
Pengawas dan guru-guru) kedua sekolah tersebut diketahui beberapa permasalahan
yang dihadapi. Adapun permasalahan tersebut diantaranya adalah: (1) Pembelajaran
di kelas cenderung monoton dan “terpaksa” sehingga siswa terlihat kaku, tegang, dan
bosan; (2) Guru mengandalkan sumber pembelajaran dari pengetahuannya sendiri.
Hal ini mendorong guru melaksanakan pembelajaran hanya dengan metode ceramah
dan bertanya “Sudah mengerti?”, “Ada pertanyaan?”, atau “Ada yang tidak
mengerti?” (3)Sering membentak untuk menenangkan kondisi kelas (siswa). Hal ini
terjadi akibat kurangnya kemampuan guru dalam memanfaatkan ketersediaan waktu
selama pembelajaran; (4) Masa Pandemi Covid-19, Peningkatan kompetensi guru
belum pernah dilakukan baik melalui pelatihan, workshop atau FGD; (5) Adanya
“learning loss” akibat PJJ selama Pandemi Covid-19 dan (6) Terjadi “social
interaction loss” antara guru dengan siswa sehingga siswa merasa canggung bahkan
takut untuk bertanya. Untuk mengatasi permasalahan pada mitra, maka tim pengabdi
Pascasarjana Universitas Negeri Medan merancang sebuah kegiatan terintegrasi dan
terstruktur yang dimulai dari perencanaan, desain, pengembangan media dan produk,
pelatihan, pendampingan, penguatan dan evaluasi akhir. Tahap awal dilakukan
analisis permasalahan mitra, kemudian didesain bentuk modul dan asesmen autentik
yang sesuai dengan gaya belajar dan berpikir siswa. Proses pengembangan modul dan
asesmen autentik dilakukan setelah diperoleh pola dan struktur kedua produk tersebut.
Selanjutnya oleh tim ahli dilakukan pelatihan/ workshop yang dilanjutkan dengan
pendampingan pembuatan produk. Dari kegiatan pelatihan yang telah dilakukan
dihasilkan beberapa produk asesmen yang telah dikembangkan oleh guru-guru. Produk
asesmen yang dirancang tersebut sesuai dengan kondisi dan karakteristik peserta didik.