LAPORAN AKHIR PENELITIAN PRODUK TERAPAN ANALISIS KESIAPAN PENGELOLA PENDIDIKAN TINGGI VOKASI DI SUMATERA UTARA DALAM PELAKSANAAN KEBIJAKAN KAMPUS MERDEKA

Tujuan penelitian ini adalah menerapkan model manajemen perubahan
ADKAR untuk mengembangkan profil Change Management Competencies (CMC)
dan mengidentifikasi tantangan dan hambatan serta peluang dalam mengelola
perubahan yang dihadapi pengelola Pendidikan Tinggi Vokasi sebagai implikasi
pelaksanaan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, dan mendesain rekomendasi
berupa kerangka kerja pengelolaan kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka
pada Pendidikan Tinggi Vokasi berdasarkan profil CMC dan tantangan, hambatan
serta peluang dalam mengelola perubahan tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode survey dan dilakukan pada 65 Program
Studi Vokasi Perguruan Tingi Swasta di Sumatera Utara. Pengumpulan data
dilakukan dengan kuesioner CMC ADKAR secara online. Analisis data dilakukan
dengan statistic deskriptif dan korelasi product moment untuk menguji korelasi
setiap komponen ADKAR dengan CMC Scale.
Kesimpulan penelitian adalah :
1. Bahwa model manajemen perubahan ADKAR telah dapat
mendeskripsikan profil Change Management Competencies (CMC)
pengelola Pendidikan Tinggi Vokasi di tingkat program studi pada
Perguruan Tinggi Swasta di Sumatera Utara dalam pelaksanaan
kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, terutama pada aspek
afektif yang terdiri dari dua komponen, yaitu Awareness dan Desire,
dan pada aspek kognitif dan psikomotorik, yang terdiri dari Knowledge,
Ability dan Reinforcement. Hal tersebut diindikasikan dengan
dilampauinya nilai rtabel (0,244) oleh rhitung yang diperoleh dari analisis
korelasi antar setiap komponen ADKAR maupun setiap komponen
ADKAR dengan Change Management Scale dengan rentang koefesien
korelasi 0,86 sampai 0,95.
2. Bahwa terdapat lima tantangan dominan pada setiap komponen CMC,
yaitu
(a) Pada komponen Awareness : pemahaman terhadap latar belakang
dan rasional kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka
(MBKM)
(b) Pada komponen Desire : keyakinan tentang manfaat yang diperoleh
dari pelaksanan MBKM.
(c) Pada komponen Knowledge : (1) Pengetahuan tentang program
dan kegiatan dalam pelaksanaan MBKM dan (2) pengetahuan
Ketua Program Studi Vokasi PTS tentang transformasi pendanaan
berbasis hibah kompetisi dalam pelaksanan MKBM.
(d) Pada komponen Ability: kemampuan berkontribusi positif
terhadap perubahan dalam pelaksanaan kebijakan MBKM.
(e) Pada komponen R: dukungan top manajemen terhadap perubahan
yang ditargetkan dalam pelaksanaan kebijakan MBKM.
(3) Bahwa jenis kerjasama antara Program Studi Vokasi PTS dengan
Industri dan Dunia Kerja masih memerlukan peningkatkan baik jumlah,
kualitas maupun ragam dan jenis kerjasamanya. Jenis kerjasama yang
dilakukan tersebut meliputi : (1) Penyusunan kurikulum (60%), (2)
Pembelajaran berbasis project riil dari Dunia Usaha/Industri (24,62%),
(3) Magang/praktik kerja industri (76,92%), (4) Bridging program
(15,38%), (5) Joint Research (16,92%) , (6) Praktisi dunia
usaha/industry menjadi dosen tamu di Program Studi (35,38%), (7)
Sertifikasi Kompetensi bagi lulusan diberikan oleh Program Studi
bersama industry (21,54%), (8) Pihak industri memberikan bantuan
peralatan lapboratorium kepada Program Studi (15,38%), (9) Program
Beasiswa dan Ikatan Dinas bagi mahasiswa (1,54%), (10) Program
Diskusi ilmiah (1,54%)..
(4) Bahwa berdasarkan CMC Scale dan analisis tantangan dalam
pelaksanaan Kampus Merdeka serta situasi new normal pandemic
Covid 19, telah dikembangkan alternatif desain kerangka kerja
pengelolaan kebijakan Kampus Merdeka pada program studi vokasi
PTS di Sumatera Utara dalam bentuk paradigma hipotetik Penerapan
Network Ledership yang secara konseptual dikonstruksi oleh relasi
empat komponen yaitu (a) Manajemen berorientasi akreditasi, (b)
Pendekatan sistem Penguatan Pendidkan Tinggi Vokasi (input-prosesoutput-
outcome), (c) Delapan jenis Kegiatan Kampus Merdeka, dan (d)
Indikator Kinerja Utama Kampus Merdeka.