KEARIFAN TRADISIONAL DALAM BIDANG KEMARITIMAN SUKU LAUT DI PERAIRAN PANTAI TIMUR SUMATERA

Di tengah gencarnya upaya pemerintah untuk mengembalikan kejayaan maritim
Indonesia di masa lalu sebagai “Poros Maritim Dunia”, eksistensi masyarakat Suku Laut
seakan terlupakan begitu saja. Suku Laut atau Orang Laut di perairan pantai Timur
Sumatera memiliki cara hidup yang unik, di mana memiliki keterikatan yang kuat dengan
ekologi laut. Orang Laut sangat ahli dalam membaca tanda-tanda alam seperti angin,
pasang naik dan pasang surut, posisi matahari, bulan dan bintang, kumpulan ikan serta
hasil-hasil laut lainnya yang dapat mereka tangkap. Penelitian ini bertujuan untuk: 1)
Mengumpulkan dan mengkasifikasikan pengetahuan dan kearifan tradisional Suku Laut di
perairan Pantai Timur Sumatera. 2) Menguraikan nilai-nilai yang terkandung dari sistem
pengetahuan dan kearifan tradisional Suku Laut di perairan Pantai Timur Sumatera yang
memungkinkan mereka bertahan sampai saat ini. 3) Menganalisis perubahan sosial budaya
apa saja yang berlangsung dalam kehidupan Suku Laut. 4) Menguraikan dan menganalisis
apa saja nilai-nilai kearifan tradisional Suku Laut yang bisa dikembangkan dalam
pengembangan dunia maritim Indonesia saat ini. Metode penelitian yang akan digunakan
adalah metode etnografi yang terdiri dari enam tahapan yakni: 1) Pemilihan proyek etnografi;
2) Pengajuan pertanyaan; 3) Pengumpulan data; 4) Perekaman data; 5) Analisis data; 7)
Penulisan laporan. Analisis data etnografi terdiri dari empat tahapan yakni: analisis domain,
analisis taksonomi, analisis komponensial, dan analisis tema kultural. Luaran yang
ditargetkan adalah: 1) luaran wajib: dokumentasi hasil uji coba. 2) luaran tambahan:
publikasi ilmiah jurnal internasional, publikasi ilmiah jurnal nasional, prosiding dalam
pertemuan ilmiah internasional, prosiding dalam pertemuan ilmiah nasional, draf bahan ajar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi maritim Orang Laut Pantai Timur Sumatera yang
tersebar di pemukiman Orang Laut Kepulauan Riau, Indragiri Hilir (Riau), Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur (Jambi) dan Bangka Belitung mencakup
astonomi (ilmu perbintangan); jenis angin dan arah angin; gelombang, arus dan pasang;
warna air, jenis ikan, kerang, udang dan hasil laut lainnya; menyelam; cara membuat
perahu/kajang; cara membuat alat tangkap; pantangan di laut, tradisi dan rituak khusus ke
laut; tradisi yang berkaitan dengan kesenian dan aktivitas yang berhubungan dengan laut;
tradisi nomadik di laut. Ekosistem laut yang berbeda satu sama lain di wilayah persebaran
Orang Laut di Pantai Timur Sumatera ini membuat sistem pengetahuan dan tradisi maritim
yang berkembang saat ini tidak sama satu sama lain. Salah satunya adalah tradisi nomadik
bekelam di laut menggunakan sampan kajang. Sebelum tinggal di darat, kajang bagi Orang
laut adalah identitas dan cara hidup yang mereka wariskan dari nenek moyang. Berdasarkan
Temuan penelitian tradisi bekelam masih dijalani sebagian Orang Laut yang ada di
Kepulauan Riau seperti daerah Kepulauan Lingga, Batam dan Bintan. Tradisi semah
kampung atau belah kampung juga tidak selalu dijalankan saat ini oleh semua Orang di
Pantai Timur Sumatera. Orang Laut sangat menjaga alam dan ekosistem laut. Hal ini tampak
dalam alat tangkap mereka yang sederhana dan jauh dari bahan-bahan kimia berbahaya
bagi ekosistem laut.