PENINGKATAN KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS OLAHAN BIOFARMAKA MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI TEPATGUNA

Pengobatan tradisional menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan masyarakat untuk menjaga imunitas tubuh. Tanaman yang dapat dikonsumsi menjadi immune booster antara lain adalah temulawak, kunyit, dan jahe. Beberapa senyawa fitokimia yang diketahui mempunyai fungsi fisiologis adalah karotenoid, fitosterol, saponin, glikosinolat, polifenol, inhibitor protease, monoterpen, fitoestrogen, sulfida, dan asam fitat. Potensi inilah yang menginisiasi Ibu-ibu penjual jamu gendhong membentuk Paguyuban Jamu Gendhong Kartini di Desa Karangrejo Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang. Jumlah anggota paguyuban diakhir 2021 mencapai 50 orang. Omset calon mitra rata-rata Rp3.000.000,00 per bulan. Produk yang dihasilkan meliputi beras kencur, sinom, kunyit asem, cabe puyang, suruh dan juga jahe, kunyit serta temulawak instan. Permasalahan, pertama adalah proses produksi masih tradisional sehingga kurang efisien karena penyusutan tinggi (food losses) serta rusaknya nutrisi dan bahan bioaktif lainnya, Kedua, daya saing rendah dan varian produk terbatas sehingga segmen pasarnya juga terbatas. Solusi yang diberikan adalah fasilitasi peralatan produksi berupa alat pengolah & pengaduk rempah instan. Pada aspek kelembagaan, fasilitasi pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUB) serta AD/ART nya sebagai wadah berkreasi dan pemanfaatan sumberdaya bersama. Hasil evaluasi kegiatan menunjukan adanya peningkatan omset penjualan, efisiensi produksi, legalitas usaha, keanekaragaman produk, meningkatnya pengetahuan pengrajin jamu serta terbentuknya Kelompok Usaha Bersama (KUB).