Sihaloho, Vilia Chintya (2021) Keberadaan dan Bentuk Kesenian Angguk Pada Masyarakat Jawa di Desa Dalu X B Kecamatan Tanjung Morawa. Undergraduate thesis, Universitas Negeri Medan.
1. NIM 2173230009 COVER.pdf - Published Version
Download (84kB) | Preview
2. NIM 2173230009 APPROVAL SHEET.pdf - Published Version
Download (796kB) | Preview
3. NIM 2173230009 ABSTRACT.pdf - Published Version
Download (132kB) | Preview
4. NIM 2173230009 PREFACE.pdf - Published Version
Download (183kB) | Preview
5. NIM 2173230009 CONTENTS.pdf - Published Version
Download (150kB) | Preview
6. NIM 2173230009 PICTURES.pdf - Published Version
Download (89kB) | Preview
7. NIM 2173230009 TABLES.pdf - Published Version
Download (60kB) | Preview
8. NIM 2173230009 CHAPTER I.pdf - Published Version
Download (487kB) | Preview
12. NIM 2173230009 CHAPTER V.pdf - Published Version
Download (95kB) | Preview
13. NIM 2173230009 BIBLIOGRAPHY.pdf - Published Version
Download (185kB) | Preview
Abstract
Tujuan penelitian mendeskripsikan Keberadaan dan Bentuk Kesenian Angguk
pada masyarakat Jawa di Desa Dalu X B Kecamatan Tanjung Morawa. Penelitian
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data
berupa natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data observasi, wawancara
dan dokumentasi, narasumber penelitian adalah pemilik sanggar. Untuk
menganalisis digunakan teori Sejarah oleh Soedarsono bahwa “periodesasi sejarah
seni tari di Indonesia terbagi atas 3 pembabakan zaman”. Pendapat Soedarsono
(2002:61) menjadi dasar dalam menganalisis Tari Angguk berdasarkan
periodesasinya. Kedua, teori keberadaan menurut Martinus (2001:149) sebagai
dasar untuk mengetahui proses adanya Tari Angguk di Desa Dalu X B serta upaya
yang dilakukan untuk mempertahankan Tari Angguk, perkembangan dan
kemundurannya hingga keadaan Tari Angguk saat ini ditengah masyarakat, dan
bentuk pementasan menurut Soeharto (2003:29) yang membahas mengenai gerak
tari, iringan tari, busana dan tatarias dan tempat pertunjukan. Berdasarkan
penelitian diketahui : (1) Sejarah Tari Angguk berawal pada saat masyarakat Jawa
bertransmigrasi ke Sumatera Utara untuk bekerja di perkebunan Kolonial Belanda,
dan tari ini dilestarikan dalam kehidupan masyarakat Jawa di Sumatera Utara
khususnya Desa Dalu X B.; (2) Keberadaan Tari Angguk dibagi atas dua periode
yaitu: Periode pertama tahun 1971-1991 dan periode kedua tahun 1991-2021. Tari
ini masih terjaga karena adanya kerjasama antara pemilik sanggar, pemerintah
setempat dan masyarakat yang dapat dilihat dari ramainya penonton dalam
pementasan Angguk di berbagai acara seperti pernikahan dan ulang tahun. (3)
Bentuk Pementasan Tari Angguk terdapat 13 judul lagu dalam sekali pementasan
dan lagu dibawakan secara sambung-menyambung. Pementasan terdiri atas 3 tahap
: Pertama, mempersembahkan Shalawat sebagai ucapan syukur; Kedua, penari
membawakan Tari Salam Sembah dan Tari Dengan Hormat sebagai salam
pembuka dan diikuti pementasan beberapa tarian; Ketiga, penari membawakan Tari
Sembilan Hari Jalan sebagai salam penutup. Musik pengiringnya merupakan lagu
dengan judul yang sama dengan Tari Angguk, adapun instrumen yang digunakan
seperti, bedug, kendang, dan kerincingan. Tatarias yang digunakan natural karena
penari menggunakan kacamata, adapun busana yang dikenakan menyerupai
seragam prajurit Belanda.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Keywords: | Sejarah; Keberadaan; Bentuk Pementasan Tari Angguk |
Subjects: | N Fine Arts > NX Arts in general N Fine Arts > NX Arts in general > NX280 Study and teaching. Research N Fine Arts > NX Arts in general > NX650 Special subjects, characters, persons, religious arts, etc. |
Divisions: | Fakultas Bahasa dan Seni > Seni Pertunjukan |
Depositing User: | Mrs Elsya Fitri Utami |
Date Deposited: | 30 Nov 2022 02:19 |
Last Modified: | 30 Nov 2022 02:19 |
URI: | https://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/48991 |