Analisis Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Sejarah Di Masa Pandemi Covid- 19 Di Sma Swasta Gkpi Padang Bulan Medan

Penelitian ini bertujuan Untuk Mengetahui Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Selama Pandemi Covid-19 Di SMA Swasta GKPI Padang Bulan Medan Pada Semester Genap Tahun Ajaran 2020/2021. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei dengan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Instrument yang digunakan dalam penelitian adalah angket terhadap siswa, wawancara guru sejarah dan siswa serta dokumentasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan teknik Simple Random Sampel. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IIS 2 berjumlah 34 siswa. Teknik pengolahan data menggunakan MS.Excel 2016 untuk menemukan hasil serta kategori setiap indikator penelitian yang digunakan. Hasil penelitian ini melalui pengolahan data yang dilakukan menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran sejarah di masa
pandemi Covid-19 di SMA Swasta GKPI Padang Bulan Medan pada semester dua TA 2020/2021 bahwasannya dalam kategori sangat baik dengan persentase sebesar 86%-100% sebanyak 1 orang siswa, dalam kategori baik dengan persentase sebesar
71%-85% sebanyak 10 orang siswa, dalam kategori cukup dengan persentase 56%-70% sebanyak 17 orang siswa, dalam kategori kurang dengan persentase 41%-55% sebanyak 6 orang siswa, dalam kategori buruk dengan persentase 25%-40% sebanyak 0 orang siswa atau tidak ada siswa yang tergolong buruk. Maka hal ini dapat ditarik kesimpulannya bahwa sebagian para siswa kelas XI terhadap pelaksanaan pembelajaran daring pada mata pelajaran sejarah pada semester dua TA 2020/2021 menyatakan cukup baik dilihat dari hasil pengolahan data dan ditambah lagi dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap siswa dan guru mata pelajaran sejarah di SMA Swasta GKPI Padang Bulan Medan. Maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran daring di SMA tersebut masih perlu untuk di evaluasi, serta dibenahi dikarenakan masih banyak ditemukan kendala selama pembelajaran daring berlangsung seperti jaringan internet tidak stabil, perangkat pendukung pembelajaran daring yang tidak mencukupi, dukungan orang tua yang masih sangat minim, minat dan tingkat kefokusan siswa yang semakin menurun dll. Maka hal ini perlu untuk dibenahi untuk pembelajaran daring selanjutnya yang akan dilaksanakan di sekolah tersebut.