POTENSI BUDAYA LOKAL HIOU SIMALUNGUN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF DI DESA SIBOLATANGAN KECAMATAN BANDAR HULUAN KABUPATEN SIMALUNGUN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: motif dan makna Hiou Simalungun di Sopou Batik, dan strategi pemasaran industri kreatif Sopou Batik dalam mengembangkan batik. Penelitian ini di laksanakan pada tanggal 18 Juli 2020 di Desa Sibolatangan Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan mengetahui apa saja motif dan makna Hiou Simalungun di Sopou Batik dan serta mengetahui strategi pemasaran industri kreatif Sopou Batik dalam mengembangkan batik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu mengumpulkan berbagai informasi mengenai usaha industri
kreatif di Desa Sibolatangan. Observasi dilakukan selama satu bulan. Subjek dalam penelitian ini adalah pemilik usaha atau owner dan para pekerja. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya data penelitian dianalis secara reduksi data, sajian data, dan verivikasi penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Sejarah berdirinya industri rumahan Sopou Batik berawal dari adanya suatu kebutuhan untuk membuat kain batik Simalungun. Usaha ini berfungsi untuk menaikan kedudukan
sosial, memperkenalkan nama Simalungun ke dunia dan melestarikan pinar/ornamen Simalungun. Teknik yang digunakan dalam membuat batik adalah teknik pengecapan. Cara pengelolaan industri kreatif dilakukan secara tradisional dengan memakai beberapa alat dan bahan untuk membuat batik cap seperti alat pengecap motif, wajan, kompor, meja dan plastik tahan api, malam atau lilin dan pewarna. Industri kreatif Sopou Batik memiliki beberapa bentuk motif dan makna batik antara lain pinar gundur mangulapa, pinar bodat marsihutuan, pinar hail putor, pinar suhli nirotak, pinar bunga hambili dan lain-lain. Strategi pemasaran yang digunakan dalam usaha ini melalui dengan cara perorangan, mengikuti pengajian, mengikuti dan menjual ke pameran-pameran, dan memasarkan produk batik melalui media sosial seperti facebook.